Header Ads

Temu Tokoh Umat: Stop Freeport!

Temu Tokoh Umat: Stop Freeport!
Para tokoh prihatin terhadap kondisi Indonesia. Cina datang menyerbu, bukan hanya barang tetapi juga tenaga kerja.  Selain itu, muncul juga keresahan tentang kondisi Indonesia. Para tokoh memaparkan pengalamannya bergaul dengan banyak pihak betapa Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi makin menuju keterpurukan.  Perkara tersebut mengemuka dalam Temu Tokoh Terbatas yang diselenggarakan oleh Lajnah Fa’aliyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang diadakan hari ini, Selasa (20/10).



Hal lain yang menjadi fokus perhatian para tokoh adalah kasus perpanjangan kontrak Freeport yang akan diperpanjang hingga 2041.  Padahal, mestinya harus berakhir pada 2021. Menurut UU perpanjangan baru boleh dilakukan 2 tahun sebelum berakhir (2019).  Kalau diperpanjang sekarang maka melanggar UU.  Indonesia dirugikan.

Para tokoh sepakat bahwa pemerintah harus menghentikan kontrak Freeport untuk selanjutnya dikelola oleh BUMN bagi kesejahteraan rakyat. Penyerahan kekayaan rakyat kepada asing merupakan bukti Indonesia ini masih dijajah.  Ancaman nyata bagi Indonesia itu adalah neoimperialisme dan neoliberalisme.

Tampak hadir Amin Lubis (Perti), Ahmad Trijaya (Laskar AntiKorupsi), Djauhari Syamsuddin (Sarekat Islam), Abu Deedat (Kristolog), Ahmad Mufti (Sarekat Islam Indonesia), KH Cholil Ridwan (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), Hatta Taliwang (mantan anggota DPR), Ahmad Mihdan (TPM), Muchlis (Muhammadiyah), Sabili Raun (al-Ittihadiyat), dari kalangan ulama hadir antara lain Habib Kholil, Muhammad Rahmat Kurnia, Rokhmat S Labib, M Ismail Yusanto dan beberapa tokoh DPP HTI lainnya.[]lf [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.