Header Ads

Horor Bioterorisme Vaksin Palsu

Horor Bioterorisme Vaksin Palsu
Oleh M. Atekan (Departemen Politik HTI Lamongan)

Jika penguasa dan pihak keamanan negeri ini berbangga dapat melakukan opreasi di Poso. Maka rakyat sesungguhnya dibuat resah dengan “bioterorisme” akibat vaksin palsu yang tersebar di rumah sakit Indonesia. “Bioterorisme merupakan suatu tindakan disengaja dengan menggunakan bahan biologis, seperti kuman (virus, bakteri, dan parasit) dan bahan toksin untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, politik, budaya, baik dalam waktu singkat, menengah, dan jangka panjang,” ungkap Prof. Chairul Anwar Nidom, Ketua Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga Surabaya.(http://www.beritajatim.com/pendidikan_kesehatan/271653/ketua_airc:_vaksin_palsu_wujud_nyata_bioterorisme.html).



Orang tua mana yang tidak khawatir anaknya diberi vaksin palsu. Bahkan kondisi itu sudah terjadi puluhan tahun lalu, tanpa terendus siapapun. Sungguh ‘keji dan jahat’ melihat ketidakseriusan penguasa dan pihak keamanan dalam melindungi rakyatnya. Badingkan dengan penanganan terorisme yang dijadikan ‘proyek’ berkelanjutan. Meski yang tertangkap dan terbunuh segelintir orang, namun penanganannya melibatkan badan khusus, pihak keamanan, hingga jaminan Undang-Undang. Adapun korban dari vaksin palsu bisa dipastikan jutaan anak, karena pemerintah mengadakan ‘vaksinasi’ pada tiap tahunnya. Vaksinnya pun bermacam-macam.

Bioterorisme Ujungnya Kapitalisme Global

Jika kelompok teror melakukan penjualan narkoba demi membiayai kegiatannya disebut narco-terorisme. Maka ujung dari bioterorisme adalah bentuk sistemis untuk menghancurkan generasi dan umat manusia. Kepercayaan rakyat kepada penguasa sebagai pihak penganjur vaksinasi kian memudar. Pasalnya vaksin palsu itu dengan sukarela dan tanpa waspada dimasukan ke tubuh anak-anak.

Berkembangnya beragam penyakit di dunia ini mengakibatkan ‘pikiran manusia’ disetting untuk melindungi diri sejak dini melalui vaksin. Padahal Allah Swt menciptakan manusia di dunia ini ‘tubuh manusia’ telah diberikan kekebalan dan imunitas. Meski berbeda tiap orangnya. Memberikan vaksin kepada manusia merupakan bentuk ‘pencegahan’ asalkan bahan pembuatannya dari yang halal dan thoyib (baik). Bahkan pengobatan ala Rasulullah Saw kian menggeliat di tengah ‘ketidakpercayaan’ umat akibat dari kapitalisasi bidang kesehatan dan obat-obatan, termasuk vaksin.

Kapitalisasi berkembang dalam bidang kesehatan dan pelayanan publik dalam kehidupan dilandasi tanpa aqidah dan keimanan. Akibatnya manusia bertindak culas dan curang hanya demi meraih keuntungan sesaat dan jangka panjang. Mereka menjadikan manusia lain sebagai korban. Sungguh jahat kapitalisme ini jika diterapkan dalam kehidupan.  Kapitalisme akan memunculkan manusia yang jauh dari agamanya, manusia yang memilih gaya hidup bebas, dan manusia yang mementingkan kehidupan dunianya.

Intelektual dari kalangan akademisi harus segera melakukan gerakan nyata. Memberikan solusi sistemik dan praktis. Mengingat peran intelektual akademisi sangat dibutuhkan masyarakat luas. Pelaku yang mencoba berbisnis dalam kesehatan harus memperhatikan bahan dan alat kesehatan harus halal dan thoyib. Jangan menjadikan rakyat sebagai korban demi kepentingan sesaat. Dinas kesehatan pun harus menjadi dinas yang terpercaya dalam memberikan pelayanan dan menyediakan tenaga kesehatan yang handal dan terpercaya.

Harus disadari rakyat saat ini hidup tanpa pelindung. Kehadiran negara dirasakan tidak pernah ada. Bahkan penyediaan pelayanan publik hanya setengah hati yang menjadikan rakyat ‘sakit hati’. Barang-barang palsu dalam segala hal pemenuhan kebutuhan hidup manusia sudah menjadi jamak bagi rakyat negeri ini. Karena itu harus menjadi kesadaran umum bahwa kapitalisme inilah yang mengakibatkan carut-marut kehidupan. Rakyat pun diabaikan haknya, sementara penguasa dengan mudahnya untuk meminta rakyat tetap tenang. Tidak ada harapan lagi pada rezim saat ini. Butuh perubahan total dan mendasar untuk kehidupan lebih baik. Rakyat butuh panduan untuk perubahan dari kapitalisme menuju Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

Puisi untuk Penguasa

Dahulu kami menanam dan memakan beras dari hasil panen di bumi ini,
Kini, kami harus rela disuguhi beras palsu yang pernah beredar lalu
Dahulu kami minum dari sumber mata air di bumi ini,
Kini, kami harus rela meminum air yang dipalsukan merk dan bungkusnya
Dahulu kami hidup dengan tentram dan damai di bumi ini,
Kini, kami harus rela hidup diteror dengan bom dan operasi pemberantasan terorisme
Dahulu kami hidup rukun dan berdampingan di bumi ini,
Kini, kami dijejali dengan kepalsuan toleransi yang merugikan kami
Dahulu kami diberi janji oleh penguasa negeri ini
Kini, kami harus menelan pil pahit yang teryata janji tiada bukti

Kini kami sadar, kami hidup dalam dunia kepalsuan
Jangan-jangan dahulu kami tidur dan terbuai angan-angan
Sehingga tidak tahu mana kawan dan mana lawan
Saatnya kami harus berjuang untuk mendapatkan pelindung yang sejati dan idaman
Itulah SYARIAH DAN KHILAFAH yang mampu melindungi dengan kesungguhan

Ayo kawan lakukan perubahan menuju Indonesia Lebih Baik dengan Syariah dan Khilafah!
Rezim dan sistem yang curang segera tinggalkan dan buang dalam sampah peradaban!
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.