Header Ads

NATO Mengadopsi Strategi Melarikan Diri Dari Afghanistan

Pada pertemuan terakhir, para menteri pertahanan negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), hari Jumat di ibukota Slowakia, Bratislava, para menteri mengadopsi strategi untuk melarikan diri dari Afghanistan, dengan dalih mempersiapkan aliansi untuk transisi di Afghanistan, yang mereka sebut dengan “tahap keempat dari ISAF”, atau yang disebut fase bangsa Afghaniztan.

Pertemuan itu menghasilkan dua rekomendasi penting: memprioritaskan perlindungan warga sipil dari sekarang dan seterusnya dari pada terus mengejar Taliban, dan memprioritaskan pembentukan tentara dan polisi Afghanistan yang mampu menggantikan pasukan internasional.

Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen menegaskan strategi ini dengan mengatakan: “Satu-satunya solusi agar Afghanistan tidak menjadi surga bagi kelompok teroris adalah memperkuat perlawanan terhadap mereka. Dan hal itu dapat dicapai dengan sesegera memulai masa pengalihan tanggung jawab militer kepada pasukan Afghanistan setelah masa transisi, dari satu kawasan ke kawasan yang lain, dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Sehingga dalam hal ini memerlukan sumber daya manusia dan keuangan. Karenanya, perlu untuk mengirim lebih banyak pelatih untuk mendukung pasukan Afghanistan.”

Strategi ini dirancang setelah pasukan NATO di Afghanistan putus asa dari mimpi untuk bisa mengalahkan Taliban setelah lebih dari delapan tahun sejak invasi.

Rekomendasi ini sesuai dengan keinginan masyarakat di Barat, yang melihat pertingnya menarik diri dari Afghanistan, di mana The Christian Science Monitor mencatat bahwa jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Amerika sekarang percaya bahwa perang di Afghanistan tidak memberikan keuntungan apapun, dan apa yang didapat tidak sebanding dengan pengorbanannya. (kbht/hti)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.