Header Ads

Negara-Negara Arab Bersatu Lawan Israel, Mungkinkah?

Pemimpin Suriah, Bashar Assad dan Pemimpin Libya, Muammar Qaddafi menyerukan para pemimpin negara-negara Arab untuk bersatu melawan Israel. Mereka menghimbau negara-negara Arab untuk mengenyampingkan kepentingan masing-masing dan mengedepankan kepentingan bersama, khususnya kepentingan umat Islam.

Hal tersebut ditegaskan kedua pemimpin negara Arab itu saat melakukan pertemuan di ibukota Libya, Tripoli, Minggu (24/1). Assad-Gaddafi dalam pernyataan bersama mereka menegaskan,"Bangsa Arab menghadapi banyak tantangan, khususnya dalam menghadapi penindasan dan blokade yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan serta sikap Israel yang selalu menghambat upaya perdamaian di kawasan."

"Semua negara Arab bertanggungjawab untuk bersama-sama menggalang persatuan dan mengatasi perbedaan yang terjadi di antara negara-negara Arab," demikian pernyataan Assad-Gaddafi.

Pertemuan kedua pemimpin itu berkaitan dengan persiapan pertemuan tingkat tinggi negara-negara Arab yang rencananya bakal digelar di Tripoli bulan Maret mendatang. Baik Assad maupun Gaddafi berharap pertemuan tersebut akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang menjawab berbagai persoalan di dunia Arab dan merespon aspirasi rakyat di negara-negara Arab, khususnya masalah Palestina.

Kantor berita Suriah, Sanaa melaporkan, isu Palestina menjadi topik pembicaraan kedua kepala negara itu dalam pertemuan hari Minggu kemarin, menyangkut kondisi rakyat Palestina dan konflik antara dua faksi besar di Palestina. Keduanya sepakat adanya rekonsiliasi di dalam tubuh Palestina sendiri untuk lebih menguatkan upaya negara-negara Arab dalam menghadapi "kebijakan-kebijakan kejam Israel terhadap rakyat Palestina" termasuk perlunya negara-negara Arab menyatukan langkah untuk bersama-sama menghadapi Israel.

Sejak Perang Arab-Israel tahun 1967 dimana negara-negara Arab berhasil dikalahkan oleh Israel, sikap negara-negara Arab terhadap persoalan Palestina terpecah belah, bahkan cenderung apatis. Mereka tidak belajar dari kekalahan perang yang menjadi salah satu penyebab terpuruknya rakyat Palestina di bawah cengkeraman penjajahan Zionis Israel.

Ketika itu negara-negara Arab-yang terlibat dalam perang itu antara lain, Mesir, Yordania, Suriah, dibantu oleh Irak, Kuwait dan Arab Saudi -disindir atas kekalahannya melawan Israel dengan sindirian "Yahudi bersatu, Arab bertujuh" yang menggambarkan betapa tidak kompaknya negara-negara Arab dalam menghadapi kekuatan rejim Zionis Israel yang menindas umat Islam di Palestina itu. (ln/Ynet/ermslm)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.