HTI Yogyakarta Gelar Aksi Kecam Israel
Yogyakarta - Sekitar 1.000 simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar aksi mengecam tindakan tentara Israel yang menyerang konvoi kapal Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Masa berkumpul di Masjid Syuhada kemudian melakukan long march menuju perempatan Kantor Pos Besar melalui Jalan Malioboro dengan tertib dengan pengawasan petugas kepolisian setempat.
"Melalui aksi ini, kami mengutuk keras serangan tersebut karena dilakukan dengan brutal dan melanggar hak azasi manusia," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rosyid Supriyadi di sela aksi yang digelar di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, tindakan kekejaman Israel itu harus segera dihentikan karena tindakan serupa tidak hanya dilakukan kepada konvoi kapal pembawa bantuan kemanusiaan tetapi juga kepada rakyat Palestina selama tiga tahun terakhir dengan melakukan blokade di wilayah tersebut.
"Biadab! kata paling tepat untuk menggambarkan kebrutalan yang dilakukan tentara Israel terhadap konvoi kapal 'Freedom Flotilla',"
"Rakyat Palestina harus dilindungi. Apabila negara-negara Muslim tersebut hanya diam, mereka sama halnya dengan membiarkan tindakan itu terjadi," katanya.
Rasyid menyatakan, negara-negara di dunia, khususnya negara-negara Barat termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meskipun mengutuk tindakan Istrael tetapi tidak diikuti dengan tindakan nyata. "Hak Asasi Manusia (HAM) hanya menjadi slogan kosong untuk negara Barat dan sekutunya saja. Tetapi tidak untuk warga Palestina atau umat Islam."
“Disebut melanggar HAM jika yang menjadi korban adalah warga mereka, sementara bila tindakan keji menimpa warga Palestina atau umat Islam, mereka diam saja dan tidak pernah menyebut itu sebagai pelanggaran,” seru Rasyid dalam orasinya.
Ia menambahkan, serangan Israel itu menunjukkan global war on terrorism atau perang global melawan teroris hanya kedok untuk memerangi Islam. Jika ingin memerangi teroris, tindakan Israel justru dibiarkan dan para pejabat Israel yang bertanggung jawab tidak disebut teroris.
Oleh karena itu, lanjut dia, HTI menyerukan kepada penguasa negara-negara Muslim di dunia agar bersatu untuk menghentikan seluruh tindakan yang dilakukan Israel di bumi Palestina itu. HTI juga menyerukan kepada umat Islam untuk secara sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya kembali khilafah Islam. Karena hanya khilafah yang bisa menyatukan 1,5 miliar umat Islam seluruh dunia dengan segenap potensi yang dimiliki.
Selama melakukan aksi tersebut, massa HTI yang sebagian besar menggunakan baju warna hitam dan putih tersebut membawa bendera liwa' dan roya serta poster yang menyatakan anti terhadap Israel. Selain itu, simpatisan juga menggelar sebuah aksi teatrikal tepat di Titik Nol Kilometer yang menggambarkan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina. Biasanya jika ada demonstrasi, para perserta berkumpul di tengah perempatan, namun aksi kali ini hanya di pinggiran jalan sehinga tidak memacetkan lalu lintas kendaraan yang sangat padat di Malioboro.(ant/sm/tmp)
"Melalui aksi ini, kami mengutuk keras serangan tersebut karena dilakukan dengan brutal dan melanggar hak azasi manusia," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rosyid Supriyadi di sela aksi yang digelar di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, tindakan kekejaman Israel itu harus segera dihentikan karena tindakan serupa tidak hanya dilakukan kepada konvoi kapal pembawa bantuan kemanusiaan tetapi juga kepada rakyat Palestina selama tiga tahun terakhir dengan melakukan blokade di wilayah tersebut.
"Biadab! kata paling tepat untuk menggambarkan kebrutalan yang dilakukan tentara Israel terhadap konvoi kapal 'Freedom Flotilla',"
"Rakyat Palestina harus dilindungi. Apabila negara-negara Muslim tersebut hanya diam, mereka sama halnya dengan membiarkan tindakan itu terjadi," katanya.
Rasyid menyatakan, negara-negara di dunia, khususnya negara-negara Barat termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) meskipun mengutuk tindakan Istrael tetapi tidak diikuti dengan tindakan nyata. "Hak Asasi Manusia (HAM) hanya menjadi slogan kosong untuk negara Barat dan sekutunya saja. Tetapi tidak untuk warga Palestina atau umat Islam."
“Disebut melanggar HAM jika yang menjadi korban adalah warga mereka, sementara bila tindakan keji menimpa warga Palestina atau umat Islam, mereka diam saja dan tidak pernah menyebut itu sebagai pelanggaran,” seru Rasyid dalam orasinya.
Ia menambahkan, serangan Israel itu menunjukkan global war on terrorism atau perang global melawan teroris hanya kedok untuk memerangi Islam. Jika ingin memerangi teroris, tindakan Israel justru dibiarkan dan para pejabat Israel yang bertanggung jawab tidak disebut teroris.
Oleh karena itu, lanjut dia, HTI menyerukan kepada penguasa negara-negara Muslim di dunia agar bersatu untuk menghentikan seluruh tindakan yang dilakukan Israel di bumi Palestina itu. HTI juga menyerukan kepada umat Islam untuk secara sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya kembali khilafah Islam. Karena hanya khilafah yang bisa menyatukan 1,5 miliar umat Islam seluruh dunia dengan segenap potensi yang dimiliki.
Selama melakukan aksi tersebut, massa HTI yang sebagian besar menggunakan baju warna hitam dan putih tersebut membawa bendera liwa' dan roya serta poster yang menyatakan anti terhadap Israel. Selain itu, simpatisan juga menggelar sebuah aksi teatrikal tepat di Titik Nol Kilometer yang menggambarkan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina. Biasanya jika ada demonstrasi, para perserta berkumpul di tengah perempatan, namun aksi kali ini hanya di pinggiran jalan sehinga tidak memacetkan lalu lintas kendaraan yang sangat padat di Malioboro.(ant/sm/tmp)
Tidak ada komentar