Header Ads

Pemerintah Pakistan Cemas, Kelompok 'Militan' Memanfaatkan Bencana Banjir

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari memperingatkan bahwa warga masyarakat di daerah banjir yang bisa jatuh menjadi mangsa kelompok 'militan' Islam, pada saat para korban belum menerima bantuan yang cukup untuk makan mereka sendiri.

"Kami memberi mereka semua yang kami miliki. Ada kemungkinan bahwa beberapa kekuatan negatif akan memanfaatkan situasi ini. Sebagai contoh, para militan dapat mengambil anak-anak yatim dan menempatkan mereka di kamp-kamp pelatihan teror, "kata Zardari pada hari Kamis kemarin (19/8).

Dia membuat pernyataan tersebut pada jumpa pers bersama dengan Senator AS John Kerry di Pangkalan Udara Chaklala di Rawalpindi. Kepala Senat AS Komite Hubungan Luar Negeri sebelumnya melakukan tur di daerah banjir di provinsi Punjab Pakistan.

"Dunia sangat lambat dan bertahap menyadari bahwa ini bukan pekerjaan satu hari, ini bukan masalah satu negara, ini merupakan masalah yang besar dan ini merupakan bencana besar," tambah presiden Pakistan. "Saya pikir dunia berdiri bersama kami."

Kerry juga mengisyaratkan bahwa kelompok 'militan' mungkin memanfaatkan bencana banjir untuk tujuan-tujuan mereka dan berkata, "Tak seorang pun dari kami ingin melihat krisis ini untuk memberikan kesempatan atau alasan bagi orang-orang yang ingin memanfaatkan kemalangan orang lain untuk tujuan politik atau ideologis."

Namun, diakui ataupun tidak kelompok-kelompok Islam yang dituduh oleh pemerintah Pakistan dan Barat sebagai kelompok militan teroris tersebut, telah lebih dahulu dan memiliki peran sangat signifikan dalam membantu para korban banjir Pakistan jauh sebelum pemerintah yang menjadi boneka barat tersebut turun langsung ke wilayah banjir.

Banjir besar di Pakistan dipicu oleh hujan monsun sudah menghancurkan banyak desa, lahan pertanian dan infrastruktur.

Sekitar 20 juta orang terkena dampak banjir dan lebih dari 1.400 kematian telah dikonfirmasi. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan lebih dari 650.000 keluarga kehilangan tempat tinggal mereka.(fq/prtv/EM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.