Header Ads

Presiden Tajikistan Serukan Para Siswa Untuk Keluar dari Sekolah Agama

Presiden -di negara yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim- Tajikistan mendesak para orang tua untuk menarik anak-anak mereka dari sekolah-sekolah keagamaan yang ada di luar negeri, seruan presiden ini mencerminkan ketakutannya terhadap pengaruh Islam 'radikal' yang mulai bangkit di negara Asia Tengah.

Presiden Tajikistan Imomali Rakhmon, seorang mantan bos pertanian kolektif Soviet yang telah memerintah negara wilayah pegunungan bekas Soviet selama hampir dua dekade, mengecam sekolah-sekolah agama Islam karena diduga mendorong aksi terorisme.

"Banyak orang tua berpikir bahwa dengan mengirim anak-anak mereka untuk belajar di madrasah di negara-negara Muslim, mereka akan memberi mereka posisi keuangan yang baik di masa mendatang," katanya dalam sambutannya yang dilakukan di televisi negara.

"Sayangnya, sebagian besar dari mereka tidak belajar dari para ulama, tetapi dari teroris dan ekstrimis. Mereka semua harus kembali ke rumah, kalau tidak mereka akan menjadi musuh dan pengkhianat," tambahnya.

Rakhmon dalam pidatonya tidak menyebut nama negara tertentu.

Komite negara urusan keagamaan mengatakan dua bulan yang lalu bahwa ada puluhan warga Tajik yang belajar di sekolah agama dan universitas agama di luar negeri.

Para pengamat mengatakan kesulitan ekonomi dan masalah-masalah sosial yang mendorong warga Tajik tertarik dengan Islam 'radikal', mengancam stabilitas di negara sekuler yang berpenduduk tujuh juta jiwa tersebut.

Hasil industrial t turun sebesar 6,3 persen tahun lalu di Tajikistan, yang merupakan salah satu negara termiskin di republik Soviet. (fq/aby/EM)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.