Header Ads

Kembalikan Peran Utama Perempuan Untuk Kembalikan Kejayaan Generasi

Kembalikan Peran Utama Perempuan Untuk Kembalikan Kejayaan Generasi
Ahad (8/3/2015) Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan aksi di titik 0 KM Yogyakarta. Aksi ini mengusung tema Mengklarifikasi Posisi Perempuan dalam Pandangan Islam.

"Adanya fitnah dari kaum feminis liberal terhadap syariah Islam melalui perempuan seperti sistem perwalian, pamasungan hak-hak perempuan dan berbagai fitnah lainnya adalah tuduhan-tuduhan keji, dalam ajaran Islam tidak ada nash yang mengajarkan penindasan terhadap perempuan" papar Ustadzah Ryang Adisty Farahsita, S.S dalam orasinya.



Menurut Ustadzah Puspita Setyowati., S.Sos, kapitalisme telah memaksa perempuan bersaing dengan laki-laki dan menilai perempuan berdasarkan kemampuannya menghasilkan materi Bahkan peran sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dianggap sebagai peran yang remeh. Wajar jika sekarang banyak perempuan berambisi mengejar karir setinggi-tingginya dengan menunda pernikahan dan kehamilan.

Akibatnya, sejumlah negara seperti Jepang mengalami krisis generasi. Padahal, sejatinya peran sebagai pendidik generasi dan pengatur rumah tangga adalah peran penting yang sangat mulia. Beliau juga mencontohkan tentang beberapa tokoh besar seperti Imam Syafii dan Muhammad Al Fatih yang lahir dan dibesarkan oleh ibu yang hebat. Sungguh di balik kesuksesan seseorang, pasti ada peran ibu yang hebat.

"Oleh karenanya, mengembalikan peran utama perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga sejatinya adalah mengembalikan kejayaan generasi." tegasnya.

Sedang Ustadzah Aridanyati Arifin, S.T. M.Cs menyampaikan kekeliruan praktek kiprah perempuan dalam kehidupan publik dimana kebanyakan perempuan lebih mengutamakan untuk mengejar materi duniawi dan eksistensi diri sehingga berdampak pada penelantaran peran domestik perempuan, perempuan tergerus dan dieksploitasi oleh arus liberalisasi & demokrasi serta perempuan jatuh dalam dilema antara pemenuhan karir ataukah keluarga.

Beliau menyampaikan bahwa dalam perspektif Islam, peran perempuan di kehidupan publik adalah mencerdaskan dirinya dengan tsaqofah Islam dan ilmu pengetahuan, melakukan edukasi terhadap masyarakat dengan Islam, memperjuangkan tegaknya syariat Islam & Khilafah, dan juga memuhasabahi pemerintah

Beliau juga menjelaskan bahwa Islam tidak melarang kaum perempuan bergerak di ranah publik. Namun Islam tetap menjaga kehormatan perempuan dengan adanya syarat-syarat ysng melekat ketika perempuan akan berkiprah di kehidupan publik, diantaranya yaitu; mendapat ijin dari wali/suami, tidak melalaikan kewajiban domestiknya sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi, berjilbab dan berkerudung, tidak bertabarruj, dan juga mematuhi hukum-hukum interaksi antara laki-laki dan perempuan.

Dalam aksinya, masa membawa spanduk, berbagai macam poster untuk menyampaikan aspirasinya serta membawa bendera Islam yaitu bendera yang berwarna hitam dan putih bertuliskan kalimat tauhid. Terlihat beberapa polisi yang menjaga aksi yang berjalan dengan tertib. [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.