Header Ads

Mullah Umar: Tidak Ada Negoisasi Selama Pasukan Asing Masih di Afghanistan

Pemimpin Taliban Mullah Umar mengatakan kelompok Taliban tidak akan pernah mengadakan pembicaraan dengan pihak berwenang di Kabul selama pasukan pimpinan AS masih berada di Afghanistan.

Mullah Umar menggambarkan "rumor negosiasi" yang beredar hanyalah sebagai taktik oleh AS dan sekutunya Barat untuk "menutupi" kekalahan militer mereka di negara yang dilanda perang.

"Musuh licik yang menduduki negara kami sedang berusaha, di satu sisi, untuk memperluas operasi militer ... dan, di sisi lain, ingin membuang debu di mata rakyat dengan menyebarkan desas-desus adanya negosiasi Taliban dengan mereka," Mullah Umar mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai baru-baru ini membentuk sebuah dewan untuk memimpin pembicaraan perdamaian dengan Taliban, memilih mantan Presiden Afghanistan Burhanuddin Rabbani sebagai ketua dewan.

Dewan perdamaian yang baru didirikan membuat upaya untuk memulai dialog dengan warga Afghanistan dan pejuang Afghanistan yang telah terlibat dalam peperangan dengan pemerintah.

Dewan telah menyatakan kesediaannya untuk mendengarkan tuntutan sah oleh para pejuang.

Presiden Karzai mengatakan beberapa pemimpin Taliban telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat dari pemerintahan Kabul. Tidak ada rincian, namun sejauh ini telah diungkapkan tentang adanya dugaan negosiasi.

Sementara itu, Komandan pasukan AS dan NATO di Afghanistan Jenderal David Petraeus menegaskan peran pasukan asing yang dipimpin AS dalam membawa pemimpin Taliban ke Kabul untuk melakukan pembicaraan.

Laporan media mengklaim bahwa Mullah Umar bersembunyi di wilayah kesukuan yang bermasalah di baratlaut Pakistan. Namun, pejabat senior di Islamabad telah menolak klaim tersebut.

Mullah Umar, merupakan pendiri Taliban, pimpinan Afghanistan secara de facto dari 1996 sampai 2001. Dia ditumbangkan sebagai akibat dari invasi pimpinan Amerika di Afghanistan pada tahun 2001. Sembilan tahun setelah AS menyerang Afghanistan, komandan Taliban ini masih buron. (fq/prtv)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.