Header Ads

Relawan Merapi Dihajar Tentara

Satu lagi potret arogansi tentara diperlihatkan di tengah kesibukan para relawan membantu korban bencana Merapi di Sleman, Yogyakarta. Arif Rahman, seorang relawan bencana Merapi yang bertugas di barak pengungsian Stadion Maguwoharjo, harus rela dipukuli puluhan tentara seusai mengantarkan makanan di tempat pengungsian tersebut tadi malam (08/11).

Menurut pengakuan Arif, usai mengantar makanan, dirinya baru saja berangkat dari Stadion Maguwoharjo mengendarai mobil Suzuki Futura untuk menjemput relawan lain yang akan bergabung dalam tim relawan bencana Merapi di Yogyakarta, namun berpapasan dengan tiga truk milik Yonif 403 Kentungan Yogyakarta.

“Saya melihat salah satu truk berhenti untuk menepi ke lajur kiri sambil menyalakan dua lampu belakangnya. Mendapatkan kode itu saya yang berada di belakangnya lalu berinisiatif mendahului. Namun tanpa diduga, tiba-tiba truk itu banting stir ke kanan dan menabrak mobil saya,” kata Arif.

Akibat peristiwa naas itu, kaca mobil milik Arif pecah dan tampak pula garis memanjang di bodi mobilnya. Namun bukannya meminta maaf, puluhan tentara tersebut justru menghadang kendaraan yang ditumpangi Arif beserta dua relawan lainnya, dan memintanya turun.

“Mereka memaksa saya mengakui bahwa sayalah yang menabrak truk tersebut, dan bersedia memberikan ganti rugi. Dan saat saya berusaha menjelaskan, puluhan pukulan dan tendangan mendarat di wajah dan bagian tubuh saya lainnya,” keluhnya kepada Hidayatullah.com

Dirinya bahkan tidak tahu lagi berapa banyak pukulan yang telah mendarat di tubuhnya saat itu, karena hampir semua tentara di kedua truk itu mengambil bagian untuk memukulnya. Banner bertuliskan Relawan Hidayatullah Peduli yang tertempel di mobilnya pun seakan tidak ada artinya. Sampai-sampai dua relawan yang mendampinginya tidak tega menyaksikan peristiwa tersebut. Padahal Arif mengaku tidak menabrak, tapi justru ditabrak.

“Lihat saja mobilnya. Kalau saya yang menabrak, tentu yang rusak adalah bagian depan dari mobil itu. Tapi faktanya, mobil saya rusak di area pintu samping, sementara truk TNI itu rusak di bagian depannya,” terang Arif. Meski demikian, puluhan anggota TNI itu tidak mau terima alasan, dan tetap meminta ganti rugi dari Arif.

Karena ngotot tidak mau memberikan ganti rugi, Arif pun di bawa ke markas Yonif 403 Kentungan yang berada di Jalan Kaliurang Km. 6 Sleman Yogyakarta untuk diinterogasi lebih lanjut. Setelah melalui proses yang panjang, Arif pun akhirnya berhasil dikeluarkan dari asrama tentara itu, namun SIM dan STNK-nya masih ditahan hingga saat ini.

Muhammad Syakir, anggota tim relawan Hidayatullah Peduli Merapi lainnya mengaku tidak terima dengan perlakuan puluhan aparat TNI tersebut. “Dengan dalih apapun kekerasan tidak dibenarkan dalam penyelesaian kasus ini,” gugatnya. “Semestinya Arif adalah korban tapi kenapa dia yang justru dikeroyok. Ini merupakan gaya tentara menyelesaikan kasusnya agar dapat menang.” Tambahnya.

Dia juga menggugat kewenangan tentara dalam menahan SIM dan STNK milik rekannya, karena menurutnya, yang berhak menahan kelengkapan kendaraan bermotor itu ada pada kepolisian. “Sudah tidak procedural lagi bila ada tentara yang menahan SIM dan STNK,” terangnya.

Atas kejadian tersebut, Arif berencana akan mengadukan persoalan ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta untuk diproses lebih lanjut. Biar jadi pelajaran buat tentara agar tidak bertindak sewenang-wenang kepada masyarakat.” Tutup Arif. (hidayatullah.com)

CP: Arif Rahman: 085868111910

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.