Header Ads

Mayoritas Umat Islam Termakan Istilah Radikalisme

Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Imran Mawardi MA, mengatakan, istilah radikalisme sengaja dibuat oleh Barat untuk menghancurkan umat Islam. Sebab, pasca runtuhnya komunisme, satu-satunya ideologi yang menjadi ancaman paling menakutkan bagi dunia Barat adalah Islam.

“Istilah radikalisme adalah buatan Barat untuk menghancurkan dan mengkooptasi umat Islam. Barat sadar jika Islam adalah ancaman bagi dia,” tegas Mawardi kepada hidayatullah.com usai jadi pembicara dalam seminar “Gelombang Radikalisme di Indonesia,” di Hotel Nur Pasific, Surabaya (28/12).

Lebih jelas, Mawardi mengatakan, hal itu adalah bentuk ketidakadilan global Barat. Islam diidentikan radikal. Padahal, istilah radikalisme dan terorisme sendiri belum menemui titik temu, masih diperdebatkan. Saat ini, istilah radikalisme sudah pasti bermakna jelek. Padahal, radikalisme belum tentu bermakna jelek.

“Ada radikal positif dan ada radikal negatif,” jelasnya. Radikal positif, lanjut Mawardi, adalah gerakan yang ingin merubah ke arah yang lebih baik.

Mawardi menjelaskan, untuk menstigmatisasi Islam dengan istilah radikalisme, Barat menggunakan media masa. Barat pun sangat berhasil melakukan hal itu. Pasalnya, Barat sendiri menguasi media masa hampir di seluruh dunia.

Karena itu, satu-satunya cara agar tidak terprovokasi dengan stigma itu hanya dengan mengabaikannya.

“Jangan termakan istilah itu. Tunjukkan bagkan Islam itu damai,” tegasnya. Sayangnya, kata Mawardi, umat Islam justru termakan provokasi dan berhasil diadu domba Barat. (hidayatullah)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.