Header Ads

Ahmadinejad, di Antara Klub Eksklusif Nuklir Diskriminatif

New York - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengkritik pedas semua negara yang memiliki senjata nuklir atau yang kemungkinan menyimpan senjata nuklir. Ia juga menyebutkan Belanda. Seberapa tepat tuduhannya itu?

Menyerang adalah pertahanan terbaik. Mungkin begitulah pikiran Ahmadinejad. Ketika Iran dituduh memiliki program senjata nuklir rahasia, dia mengkritik negara-negara yang memiliki senjata nuklir, di antaranya Amerika Serikat dan Belanda.

Tidak aneh jika Ahmadinejad menyebut Belanda. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di pangkalan militer Volkel tersimpan sekitar dua puluhan rudal nuklir Amerika. Pesawat perang F-16 Belanda harus menggunakan senjata itu dalam perang dan menembak target yang diperintahkan NATO.

Namun secara resmi senjata ini tidak diakui. Tidak akan ada satu menteri Belanda pun yang mau mengakui keberadaan senjata itu.

Mengalihkan perhatian
Beberapa delegasi meninggalkan ruangan rapat di kantor PBB, New York, sebelum Ahmadinejad memulai pidatonya. Delegasi itu adalah dari Amerika Serikat, Prancis, Britania Raya dan Belanda. Menurut Menteri Luar Negeri Belanda, Maxime Verhagen, Iran sedang mencoba mengalihkan perhatian.

Verhagen: "Pidato presiden Iran sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan diskusi penting yang sedang kita lakukan saat ini, yaitu diskusi mengenai pelarangan senjata nuklir. Iran mencoba mengalihkan perhatian dengan retorik dari program nuklirnya sendiri."

Klub Eksklusif
Mungkin itu memang benar. Tetapi Iran menyebut satu poin penting yang sama sekali belum disentuh dunia senjata nuklir selama bertahun-tahun. Perjanjian Non-proliferasi Nuklir mengenal lima negara resmi yang boleh memiliki senjata nuklir: Cina, Prancis, Britania Raya, Rusia dan Amerika Serikat.

Di satu sisi perjanjian ini terang-terangan diskriminatif. Perjanjian itu mencegah negara lain masuk ke dalam klub eksklusif yang punya kuasa untuk membuat senjata nuklir. Meski demikian, toh beberapa negara lain tetap mengembangkan senjata nuklir. Contohnya, Israel, India, Pakistan dan Korea Utara.

Kritik Iran sebenarnya juga tepat. Iran mengatakan para 'penguasa' senjata nuklir tidak terlalu serius menangani perjanjian pelarangan senjata nuklir seperti yang tertulis dalam perjanjian non-proliferasi.

Yang pasti adalah, persediaan senjata nuklir Amerika dan Rusia sudah menurun sejak Perang Dingin berakhir. Tapi Cina, Prancis dan Britania Raya bersikukuh bahwa senjata nuklir adalah satu-satunya alat penggertak yang ampuh. Ini pun tidak mengurangi kritik Amerika dan negara lain terhadap Iran, bahwa negara itu juga sedang mengembangkan senjata nuklir secara diam-diam. (republika.co.id)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.