Header Ads

Tahun ini Lebih dari 700 Pasukan Asing Tewas di Afghanistan

Afghanistan - Pejuang Taliban menyerang Kabul dan sebuah kota besar di utara Afghanistan pada hari Ahad (19/12) menyebabkan korban bagi pasukan asing yang tewas pada tahun 2010 melampaui angka 700, hampir sepertiga dari jumlah tentara asing yang tewas selama lebih dari sembilan tahun perang.

Dua pejuang Islam mengenakan rompi bom jihad menyerang sebuah bis yang membawa para perwira militer Afghanistan di Kabul, menewaskan lima orang dan melukai sembilan lainnya, Departemen Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, serangan besar pertama di ibukota Afghanistan sejak Mei lalu, ketika enam tentara asing tewas oleh bom jibaku dahsyat.

Di utara, sembilan tentara dan polisi Afghanistan tewas ketika setidaknya empat pembom jibaku memasuki sebuah pusat rekrutmen militer di kota Kunduz, yang sehari sebelumnya dikunjungi oleh Kanselir Jerman Angela Merkel, kata polisi dan Departemen Pertahanan.

15 lainnya luka-luka dalam pertempuran sepanjang hari tersebut.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan dalam sebuah pernyataan serangan itu adalah "kejahatan besar dan tak kenal ampun ... (dengan) musuh-musuh pemerintah Afghanistan menentang penguatan pasukan keamanan Afghanistan."

Pasukan Afghanistan menjadi target yang lebih mudah daripada tentara asing yang lebih baik perlengkapannya, dan biasanya berada di dalam komplek militer yang dijaga ketat atau di dalam kendaraan berat lapis baja. Tetapi dengan NATO dan Karzai ingin membangun pasukan dalam negeri untuk mempercepat pemulangan pasukan asing, mereka juga menjadi sasaran strategis bagi pejuang Islam.

Di Kabul, para pejuang Islam yang mengenakan rompi peledak menembaki sebuah bis yang membawa para petugas di jalan utama Jalalabad, tempat markas-markas NATO dan tentara Afghanistan dan beberapa serangan serupa.

Satu penyerang meledakkan dirinya dan yang lain ditembak oleh polisi sebelum dia bisa meledakkan rompi bom jibaku itu. Gambar-gambar televisi dari bus yang terbakar habis dan tentara pincang dari tempat kejadian memperlihatkan keganasan serangan tersebut.

Di Kunduz, dua penyerang meledakkan diri di pintu masuk ke pusat perekrutan tentara di pagi hari, tetapi pertempuran bersenjata berkobar hingga sore hari dengan setidaknya dua pejuang lainnya meledakkan diri mereka di dalam, kata seorang saksi mata Reuters.

Tembakan artileri secara sporadis juga menghantam gedung, dari mana sekitar 40 tentara telah melarikan diri. balasan tembakan kecilterdengar dari dalam.

"Sembilan pasukan Afghanistan - lima tentara dan empat polisi - telah tewas," kata petugas polisi senior Kunduz Abdul Rahman Abtaash kepada wartawan. "Insiden ini sudah berakhir."

Tonggak sejarah buruk bagi AS

Tonggak suram angka 700 tentara asing yang tewas dicapai setelah seorang anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) yang dipimpin NATO tewas semalam oleh bom pinggir jalan di Afghanistan selatan. Prajurit lain tewas dalam serangan bom rakitan terpisah pada hari Ahad. ISAF tidak memberikan rincian lain dari insiden tersebut.

Sebanyak 521 tentara asing tewas tahun 2009, yang merupakan tahun terburuk perang sebelumnya, tetapi operasi melawan pejuang Taliban telah intensif selama 18 bulan terakhir.

Setidaknya 2.270 tentara asing telah tewas sejak tahun 2001, menurut angka yang disimpan oleh Reuters dan pantauan di situs www.iCasualties.org, sekitar dua pertiga dari mereka yang tewas adalah orang Amerika.

Tentara dan polisi Afghanistan telah menderita korban jauh lebih tinggi, tetapi pemerintah tidak merilis angka yang tepat. Korban sipil juga pada mencapai tingkat rekor tahun ini.

Sebuah tinjauan strategi perang yang dirilis oleh Presiden Barack Obama pekan lalu menyebutkan bahwa pasukan yang dipimpin NATO sedang membuat kemajuan melawan Taliban, tapi tantangan tetap serius.

Taliban sendiri berada dalam posisi terkuat mereka sejak mereka digulingkan dari kekuasaan yang sah oleh pasukan Afghanistan yang didukung AS pada 2001 karena menolak untuk menyerahkan para pemimpin Al-Qaeda, termasuk Syaikh Osama bin Laden.

Pejuang Taliban telah menyebar keluar dari jamtung pertahanan tradisional mereka di selatan dan timur selama dua tahun terakhir, membawa kekerasan ke daerah yang lebih damai di utara dan barat.

Komite Internasional Palang Merah mengatakan pekan lalu bahwa kekerasan semakin memburuk membuat lebih sulit bagi kelompok-kelompok bantuan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan dibanding pada tiga dekade terakhir.

Konflik tersebut telah diperluas ketika negara-negara yang mengirim pasukan untuk mendukung kembali Karzai sedang mencari-cari cara untuk membawa pasukan mereka pulang dan memotong pengeluaran untuk perang yang semakin tidak populer dengan pemilih.

"Situasi keamanan yang memburuk di utara dan barat laut meningkatkan kepedulian politik dan ekonomi yang mendalam," kata kelompok Analyst Eurasia, Maria Kuusisto dalam sebuah catatan yang dipublikasikan pada hari Jumat (17/12).

Para pemimpin NATO pada pertemuan puncak di Lisbon bulan lalu setuju untuk mengakhiri operasi tempur dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Afghanistan pada akhir 2014, tanggal yang dipilih oleh Karzai. Obama sendiri telah berjanji akan mulai menarik pasukan AS mulai Juli 2011.

Namun kritikus mengatakan target 2014 terlalu ambisius. Mereka menunjuk kekurangan dalam pasukan keamanan Afghanistan dan mengatakan bahwa target untuk mulai menarik pasukan asing hanya akan membesarkan hati para pejuang Islam. (reuters/voa-islam)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.