Yaman Juga Bergolak, Ribuan Orang Tuntut Perubahan Pemerintah
Ribuan warga Yaman turun ke jalan kota Sanaa Kamis kemarin (28/1) untuk menuntut perubahan pemerintah, mereka terinspirasi oleh kerusuhan yang telah menggulingkan pemimpin Tunisia dan menyebar ke Mesir pekan ini.
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa diperkirakan sekitar 16.000 warga Yaman turun ke jalan dalam empat bagian dari Sanaa dan ini merupakan demo terbesar sejak gelombang unjuk rasa mengguncang Yaman pekan lalu, dan demonstran bersumpah untuk meningkatkan kerusuhan kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
"Masyarakat menginginkan perubahan dalam presiden," teriak pengunjuk rasa, sambil membawa poster yang juga menuntut perbaikan kondisi kehidupan di Yaman, negara termiskin dunia Arab.
Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan sayap al Qaidah yang berbasis di Yaman, telah memerintah negara Jazirah Arab selama lebih dari 30 tahun.
"Jika partai (yang berkuasa) tidak menanggapi tuntutan kami, kami akan meningkat aksi kami ini sampai presiden jatuh, seperti yang terjadi di Tunisia," kata demonstran Ayub Hassan.
Mohammed al-Sharfy, seorang pengunjuk rasa mahasiswa di Universitas Sanaa rally mengatakan sekitar 10.000 demonstran menuntut kesenjangan ekonomi perlu ditangani.
"Saya di sini untuk mengatakan tidak terhadap korupsi. Kami perlu untuk mengakhiri tren di mana ribuan mahasiswa yang lusu setiap tahunnya harus kecewa tanpa pekerjaan, sementara pejabat dan anak-anak mereka mendapatkan hal tersebut."
Koalisi oposisi Yaman sebelumnya telah mencoba melemparkan ide unjuk rasa pada bulan Desember lalu, namun gagal untuk mengumpulkan sejumlah besar orang untuk turun ke jalan. Dukungan yang lebih luas untuk aksi unjuk rasa baru-baru ini tampaknya dipengaruhi oleh pemberontakan rakyat yang sukses di Tunisia.(fq/reu/eramuslim)
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa diperkirakan sekitar 16.000 warga Yaman turun ke jalan dalam empat bagian dari Sanaa dan ini merupakan demo terbesar sejak gelombang unjuk rasa mengguncang Yaman pekan lalu, dan demonstran bersumpah untuk meningkatkan kerusuhan kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
"Masyarakat menginginkan perubahan dalam presiden," teriak pengunjuk rasa, sambil membawa poster yang juga menuntut perbaikan kondisi kehidupan di Yaman, negara termiskin dunia Arab.
Presiden Ali Abdullah Saleh, sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan sayap al Qaidah yang berbasis di Yaman, telah memerintah negara Jazirah Arab selama lebih dari 30 tahun.
"Jika partai (yang berkuasa) tidak menanggapi tuntutan kami, kami akan meningkat aksi kami ini sampai presiden jatuh, seperti yang terjadi di Tunisia," kata demonstran Ayub Hassan.
Mohammed al-Sharfy, seorang pengunjuk rasa mahasiswa di Universitas Sanaa rally mengatakan sekitar 10.000 demonstran menuntut kesenjangan ekonomi perlu ditangani.
"Saya di sini untuk mengatakan tidak terhadap korupsi. Kami perlu untuk mengakhiri tren di mana ribuan mahasiswa yang lusu setiap tahunnya harus kecewa tanpa pekerjaan, sementara pejabat dan anak-anak mereka mendapatkan hal tersebut."
Koalisi oposisi Yaman sebelumnya telah mencoba melemparkan ide unjuk rasa pada bulan Desember lalu, namun gagal untuk mengumpulkan sejumlah besar orang untuk turun ke jalan. Dukungan yang lebih luas untuk aksi unjuk rasa baru-baru ini tampaknya dipengaruhi oleh pemberontakan rakyat yang sukses di Tunisia.(fq/reu/eramuslim)
Tidak ada komentar