Yaman : Pabrik Senjata Meledak 110 Orang Tewas
Lebih 100 orang yang tewas akibat pabrik senjata di propinsi Jaar Abyan, kemarin. Menurut saksi mata, kemungkinan meledaknya pabrik senjata itu, disebabkan rokok yagn masih menyala.
"Peristiwa ini benar-benar sebuah bencana yang terjadi di Abyan", ujar seorang dokter berada di rumah sakit Abyan. "Banyak tubuh yang tewas itu terbakar. Saya tidak dapat membayagkan situasi yang ada", tambah dokter itu.
Seorang dokter memperkirakan ada sekitar 110 orang yang tewas, tetapi masih dapat mengkonfirmasi jumlah yang tewas, karena masih banyak lagi mayat-mayat yang dibawa ke rumah sakit. Beberapa korban terdapat anak-anak dan peremuan", tambahnay. Mayat yang ada akan dikubur secara massal.
Sementara jumlah yang luka-luka masih belum dihitung, karena diantara yang luka dan tewas masih ada dipabrik yang meledak. Di tengah-tengah meledaknya pabrik senjata itu, berlangsung perang antara kaum militan melawan pasukan pemerintah.
Saat ini Presiden Abdullah Saleh menghadapi aksi ratusan ribu rakyatnya yang menuntut pengunduran dirinya dari kekuasaannya yang sudah berlangsung 32 tahun. Saleh menghadapi tekanan yang hebat, di mana para jenderal dan diplomat telah membelot dan berpihak kepada oposisi. Ini mungkin hari-hari terkahir kekuasaannya, yang sudah dia nikmati selama puluhan tahun tanpa henti. (mh/wb/eramuslim.com)
"Peristiwa ini benar-benar sebuah bencana yang terjadi di Abyan", ujar seorang dokter berada di rumah sakit Abyan. "Banyak tubuh yang tewas itu terbakar. Saya tidak dapat membayagkan situasi yang ada", tambah dokter itu.
Seorang dokter memperkirakan ada sekitar 110 orang yang tewas, tetapi masih dapat mengkonfirmasi jumlah yang tewas, karena masih banyak lagi mayat-mayat yang dibawa ke rumah sakit. Beberapa korban terdapat anak-anak dan peremuan", tambahnay. Mayat yang ada akan dikubur secara massal.
Sementara jumlah yang luka-luka masih belum dihitung, karena diantara yang luka dan tewas masih ada dipabrik yang meledak. Di tengah-tengah meledaknya pabrik senjata itu, berlangsung perang antara kaum militan melawan pasukan pemerintah.
Saat ini Presiden Abdullah Saleh menghadapi aksi ratusan ribu rakyatnya yang menuntut pengunduran dirinya dari kekuasaannya yang sudah berlangsung 32 tahun. Saleh menghadapi tekanan yang hebat, di mana para jenderal dan diplomat telah membelot dan berpihak kepada oposisi. Ini mungkin hari-hari terkahir kekuasaannya, yang sudah dia nikmati selama puluhan tahun tanpa henti. (mh/wb/eramuslim.com)
Tidak ada komentar