Pasukan Yaman Secara Brutal Tewaskan 9 Demonstran
Pasukan keamanan Yaman telah menewaskan sedikitnya sembilan orang di kota barat daya Taizz, sebagai tindakan keras pemerintah melawan demonstrasi anti-rezim yang terus berlanjut.
Pada hari Senin kemarin (9/5), pasukan keamanan pemerintah membunuh satu pengunjuk rasa saat mereka mencoba untuk melakukan aksi demonstrasi di Taizz, seorang koresponden Press TV melaporkan.
Delapan pengunjuk rasa juga tewas dan lebih dari 80 lainnya mengalami cedera dalam bentrokan dengan polisi.
Ratusan ribu orang secara rutin melakukan demonstrasi di kota-kota besar Yaman sejak akhir Januari lalu, menyerukan diakhirinya korupsi dan pengangguran dan menuntut penyingkiran Presiden Ali Abdullah Saleh.
Saleh telah berada di kantornya selama hampir 33 tahun dan ia baru-baru ini menolak rencana yang diajukan oleh Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) yang menawarkan kepadanya kekebalan hukum sebagai imbalan bagi pengunduran dirinya.
Empat puluh persen dari penduduk Yaman hidup dengan penghasilan dua dolar AS per hari atau kurang dari itu, dan penduduk Yaman juga harus bergulat dengan kemiskinan dan kelaparan kronis.
Menurut laporan setempat, setidaknya 300 demonstran tewas dan banyak lainnya telah terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru-hara dan militer yang setia kepada presiden Yaman sejak awal demonstrasi anti-rezim.
Juga pada Senin kemarin, polisi melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa di kota-kota barat Hudaydah dan Dhamar, melukai puluhan orang yang menggelar demonstrasi di dekat universitas Hudaydah di mana mereka menyerukan presiden untuk mundur segera. (fq/prtv/eramuslim.com)
Pada hari Senin kemarin (9/5), pasukan keamanan pemerintah membunuh satu pengunjuk rasa saat mereka mencoba untuk melakukan aksi demonstrasi di Taizz, seorang koresponden Press TV melaporkan.
Delapan pengunjuk rasa juga tewas dan lebih dari 80 lainnya mengalami cedera dalam bentrokan dengan polisi.
Ratusan ribu orang secara rutin melakukan demonstrasi di kota-kota besar Yaman sejak akhir Januari lalu, menyerukan diakhirinya korupsi dan pengangguran dan menuntut penyingkiran Presiden Ali Abdullah Saleh.
Saleh telah berada di kantornya selama hampir 33 tahun dan ia baru-baru ini menolak rencana yang diajukan oleh Dewan Kerjasama Negara-negara Teluk (GCC) yang menawarkan kepadanya kekebalan hukum sebagai imbalan bagi pengunduran dirinya.
Empat puluh persen dari penduduk Yaman hidup dengan penghasilan dua dolar AS per hari atau kurang dari itu, dan penduduk Yaman juga harus bergulat dengan kemiskinan dan kelaparan kronis.
Menurut laporan setempat, setidaknya 300 demonstran tewas dan banyak lainnya telah terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru-hara dan militer yang setia kepada presiden Yaman sejak awal demonstrasi anti-rezim.
Juga pada Senin kemarin, polisi melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa di kota-kota barat Hudaydah dan Dhamar, melukai puluhan orang yang menggelar demonstrasi di dekat universitas Hudaydah di mana mereka menyerukan presiden untuk mundur segera. (fq/prtv/eramuslim.com)
Tidak ada komentar