FPI Surabaya Akan Pawai Sambut Ramadhan di Lokalisasi
Guna menyemarakkan datangnya bulan suci Ramadhan, Front Pembela Islam (FPI) Surabaya akan melakukan pawai sambut Ramadhan di lokalisasi di Surabaya. Pawai itu dimaksudkan untuk mengingatkan masyarakat, khusunya penghuni lokalisasi agar menghormati bulan ibadah tersebut.
“Kita ingatkan agar di bulan suci itu mereka berhenti beroperasi agar tidak mengganggu umat Islam beribadah,” katanya Ketua FPI Surabaya Habib Mahdi bin Al Idrus Al Habsyi kepada hidayatullah.com Senin (18/07/2011).
Mahdi mengatakan, dalam aksi damai itu, FPI akan bergabung dengan ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim yang berada di bawah MUI Jatim.
“Kita masih melakukan koordinasi dengan GUIB. Nanti kalau sudah positif, saya akan SMS,” tuturnya.
Dalam pawai itu, FPI dan GUIB akan meminta pemerintah menutup seluruh lokalisasi di Surabaya. Penutupan itu, tutur Mahdi, seharusnya tidak saja pada bulan Ramadhan, tapi juga di luar bulan puasa.
“Ini momen agar pemerintah menutup selamanya. Para pelacur dipulangkan dan diberi lapangan kerja,” terangnya.
Permintaan penutupan itu, kata Mahdi jangan dianggap tidak manusiawi. Justru sebaliknya, penutupan itulah yang manusiawi.
“Apa yang kita harapakn kepada pemerintah adalah demi kepentingan manusia itu sendiri,” ujarnya.
Mahdi menegaskan, FPI tidak saja melakukan pawai. Tapi, FPI juga akan mengontrol penutupan lokalisasi itu selama bulan puasa. Bila didapati ada yang tetap buka, maka FPI akan melaporkannya ke satpol PP atau aparat terkait.
Sementara, Sekretris MUI Jatim, Muhammad Yunus mengatakan, dalam bulan puasa ini, setidaknya tiga lokalisasi sedang diproses ditutup secara permanen. Tiga lokalisasi itu, yaitu Klakah Rejo, Dupak Bangunsari, dan Dolly. Meski hasilnya belum dipastikan, tapi kata Yunus, prosesnya hingga kini terus berjalan.
"Proses itu masih berjalan. Bahkan sudah ada beberapa pelacur yang telah dipulangkan," ujarnya. (hidayatullah/al-khilafah.org)
“Kita ingatkan agar di bulan suci itu mereka berhenti beroperasi agar tidak mengganggu umat Islam beribadah,” katanya Ketua FPI Surabaya Habib Mahdi bin Al Idrus Al Habsyi kepada hidayatullah.com Senin (18/07/2011).
Mahdi mengatakan, dalam aksi damai itu, FPI akan bergabung dengan ormas Islam lainnya yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jatim yang berada di bawah MUI Jatim.
“Kita masih melakukan koordinasi dengan GUIB. Nanti kalau sudah positif, saya akan SMS,” tuturnya.
Dalam pawai itu, FPI dan GUIB akan meminta pemerintah menutup seluruh lokalisasi di Surabaya. Penutupan itu, tutur Mahdi, seharusnya tidak saja pada bulan Ramadhan, tapi juga di luar bulan puasa.
“Ini momen agar pemerintah menutup selamanya. Para pelacur dipulangkan dan diberi lapangan kerja,” terangnya.
Permintaan penutupan itu, kata Mahdi jangan dianggap tidak manusiawi. Justru sebaliknya, penutupan itulah yang manusiawi.
“Apa yang kita harapakn kepada pemerintah adalah demi kepentingan manusia itu sendiri,” ujarnya.
Mahdi menegaskan, FPI tidak saja melakukan pawai. Tapi, FPI juga akan mengontrol penutupan lokalisasi itu selama bulan puasa. Bila didapati ada yang tetap buka, maka FPI akan melaporkannya ke satpol PP atau aparat terkait.
Sementara, Sekretris MUI Jatim, Muhammad Yunus mengatakan, dalam bulan puasa ini, setidaknya tiga lokalisasi sedang diproses ditutup secara permanen. Tiga lokalisasi itu, yaitu Klakah Rejo, Dupak Bangunsari, dan Dolly. Meski hasilnya belum dipastikan, tapi kata Yunus, prosesnya hingga kini terus berjalan.
"Proses itu masih berjalan. Bahkan sudah ada beberapa pelacur yang telah dipulangkan," ujarnya. (hidayatullah/al-khilafah.org)
Tidak ada komentar