Header Ads

Pasca Insiden Norwegia, Pemerintah Ceko Didesak Danai Kampanye Anti-Islam

Sebagian orang ternyata meyakini bahwa eksistensi Islam dan Muslim adalah biang keladi dari dua serangan teror yang terjadi di Norwegia. Kelompok anti-Muslim di Republik Ceko semakin mendorong pemerintah negeri itu, agar menggunakan sebagian pendapatan pajak untuk mendanai kelompok-kelompok yang mengkampanyekan anti-Islam dan anti-Muslim.

Pemerintah otorita wilayah Hradec Králové di Ceko, belum lama ini mengakui bahwa mereka mendanai dua kelompok antimasjid "AntiMešita" yang dipimpin oleh Valentin Kusák. Kedua kelompok itu menyatakan, tujuan mereka adalah "melawan Islamisasi di Republik Ceko".

Valentin membentuk "AntiMešita" sebagai respon atas rencana pembangunan masjid di Hradec Králové. Masjid itu untuk memenuhi kebutuhan komunitas Muslim, kebanyakan para mahasiswa yang sedang belajar di universitas-universitas di sekitar Hradec Králové. Organization of Muslim Communities in the Czech Republic (UMO-ČR) mengatakan, masjid yang akan mereka bangun hanya sebuah rumah kecil untuk keperluan ibadah. Tapi sebagian warga menolak rencana pembangunan masjid tersebut.

Valentine mengatakan bahwa Islam adalah agama yang agresif, dan ingin mendominasi dimanapun Islam berada. "Orang-orang Islam berbohong pada kita tentang niat mereka sebenarnya, adalah Quran yang memerintahkan mereka melakukan itu dalam berhubungan dengan orang-orang kafir. Buat saya, masjid adalah elemen islamisasi, itulah sebabnya saya menentang," tukas Valentin.

"Saya menghormati kebebasan beragama ... tapi Islam--seperti yang didakwahkan oleh para cendikiawan dan ulamanya di seluruh dunia dan di Republik Ceko--tidak sejalan dengan demokrasi," tuding Valentin.

Di Republik Ceko, jumlah muslim tidak terlalu besar hanya sekira 15.000 orang atau 0,1 persen dari total jumlah penduduk Ceko. Jumlah ini tidak seberapa dibandingkan dengan jumlah muslim di Prancis, yang mencapai 8 persen dari seluruh jumlah penduduknya, di Jerman 5,4 persen dan di Norwegia 3,4 persen.

Ketua Komunitas Muslim di Ceko, Muneeb Hassa Al-Rawi mengkritik pemerintah setempat yang memberi bantuan dana pada kelompok-kelompok anti-Islam. Ia menyebut insiatif itu tidak berbeda dengan fasisme.

"Setelah apa yang terjadi di Norwegia Jumat kemarin, semua orang selayaknya meluruskan pandangannya, karena insiden itu bukti bahwa Muslim tidak identik dengan terorisme," tukas Al-Rawi.

Ia juga mengatakan bahwa islamofobia, seperti di negara-negara Barat lainnya, juga meningkat di Republik Ceko. "Saya warga negara Ceko dan sudah tinggal di sini selama 25 tahun. Tapi, tiap kali saya dari luar negeri, saya selalu dicegat di bandara oleh pihak bea cukai," ujarnya. (kw/PraguePost/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.