Header Ads

Politisi Irak Beri Lampu Hijau Militer AS untuk Tetap Lanjutkan Misi di Negara Itu

Para pemimpin politik Irak Selasa kemarin (2/8) memberikan lampu hijau agar memulai bernegosiasi kesepakatan dengan AS untuk mempertahankan pasukan Amerika di negara itu melewati batas akhir tahun dengan alasan melatih pasukan keamanan Irak.

Namun Menteri Luar Negeri Irak Hoshyar Zebari mengatakan kesepakatan akhir masih jauh dari selesai, dan memperingatkan bahwa Baghdad masih bisa bersikeras memaksa militer AS meninggalkan negara itu pada akhir 2011 seperti yang dipersyaratkan di bawah perjanjian keamanan tahun 2008.

"Pemerintah masih belum bisa melakukannya (mengizinkan tentara AS tetap tinggal)," kata Zebari kepada Associated Press setelah tertutupnya pintu diskusi.

"Ini adalah masalah politik dan ada perpecahan," katanya. "Tapi pertemuan ini menyatukan semua pemimpin politik untuk mendukung pemerintah dan memulai perundingan."

Isu-isu akan faktor kunci juga dibahas ketika Washington akan melanjutkan kehadiran militernya di Irak setelah lebih dari delapan tahun berperang di sana.

Dalam sebuah pernyataan, Kedutaan Besar AS di Baghdad mengatakan akan meninjau kembali keputusan para pemimpin Irak.

"Kami berkomitmen untuk kemitraan yang luas dan jangka panjang dengan rakyat Irak, dan akan meninjau hubungan keamanan kami dalam konteks itu," kata pernyataan kedubes AS.

Para pemimpin Irak yang terbelah terkait masalah dalam memutuskan apakah pasukan AS harus meninggalkan negara itu pada 31 Desember mendatang atau tetap menyisahkan pasukan. Masalah ini juga menempatkan Perdana Menteri Nouri al-Maliki di posisi yang tidak nyaman dengan salah satu sekutu utamanya, ulama Syiah anti-Amerika Muqtada al-Sadr.

Washington telah menawarkan untuk mempertahankan hingga 10.000 pasukan AS tinggal di Irak dan melanjutkan pelatihan pasukan Irak dengan tank, jet tempur dan peralatan militer lainnya.(fq/ap/eramuslim)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.