Header Ads

‘Serangan’ Tank Militer Suriah Tewaskan 67 Demonstran

Tank militer pemerintah Suriah sejak pagi hari menyerbu ribuan demonstran yang berkumpul di kota Hama. Dalam serangan militer yang menggunakan tank serta senjata api laras panjang itu, sedikitnya 67 tewas dan lebih dari 100 orang terluka. Inggris menilai serangan tersebut sengaja dilakukan karena menjelang bulan suci Ramadan.

Korban tersebar di beberapa pusat keramaian. Di Hama, setidaknya 49 orang tewas dan 13 orang tewas di Ezzour Deir. Dua lainnya tewas di Soran, di pinggiran Hama. Dan 3 orang tewas di provinsi Daraa.

Seperti dikutip dari cnn.com, Minggu,(31/7/2011), pasukan keamanan menembaki massa dari atap bangunan. Massa juga memblokir jalan. Selain itu, penembak juga dibantu dengan kedatangan tank.

Dalam situasi chaos tersebut, dua petugas polisi tewas dalam bentrokan. Sedangkan beberapa demonstran “bersenjata” telah turun ke jalan-jalan di Deir Ezzour, menyerang markas polisi dan mencuri senjata.

“Para penegak hukum pasukan masih mengejar kelompok-kelompok bersenjata dan menangani situasi di sana dengan cara yang tepat,” kata kantor berita pemerintah.

Di Hama, massa turun ke jalan untuk membajak tank. Akibatnya lebih dari 100 terluka di kota. Tank bergerak dekat perbatasan dan mendapat perlawanan sengit dari penduduk.

“Hama akan sangat keras untuk mereka,” kata al Habbal, aktivis pergerakan yang tinggal di kota tersebut.

“Seluruh kota telah memutuskan untuk melawan dengan batu, bukan senjata. Tentara yang baik akan bergabung dengan demonstran atau meninggalkan kota kami,” terang Habbal.

Tembakan juga terdengar melalui udara selama berjam-jam, dan asap hitam tebal menutupi daerah. “Masjid telah menyiarkan pekik ‘Allahu Akbar’ sepanjang pagi,” kata al Habbal.

Penduduk setempat melakukan negosiasi dengan tentara, yaitu dengan para demosntran berdiri di tank dan bersorak “Suriah bersatu!”

Serangan itu menandai aksi kekerasan terbaru sebagai anti-pemerintah di negara tersebut. Setelah menyerukan pergantian rezim baru sejak pertengahan Maret.

Aktivis pergerakan menyalahkan kematian warga sipil dalam demonstrasi tersebut. Namun pemerintah secara konsisten mengatakan kekerasan tersebut dilakukan untuk “kelompok-kelompok bersenjata.”

Atas sikap ini, Presiden Bashar al-Assad telah menuai kritik di dalam dan di luar negeri. Pada hari Minggu ini, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengutuk laporan serangan di Hama.

“Serangan itu tampaknya menjadi bagian dari upaya yang terkoordinasi di sejumlah kota di Suriah. Untuk mencegah orang-orang Suriah melakukan unjuk rasa selama bulan Ramadhan. Serangan ini sangat mengejutkan pada malam bulan suci umat Islam,” kata Hague. (detiknews.com, 31/7/2011)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.