Obama di PBB: Palestina Berhak Jadi Negara Berdaulat, Tapi Wilayah Israel Juga Harus Aman
Presiden AS Barack Obama mengatakan tidak akan melupakan janjinya pada rakyat Palestina yang ia ucapkan beberapa waktu lalu. Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB Obama kembali menegaskan sikapnya itu.
"Rakyat Palestina berhak memiliki negara yang berdaulat. Mereka sudah memimpikan hal ini sejak lama. Ini visi mereka yang tertunda sangat lama. Itu sebabnya Amerika terus membantu Palestina dari sisi keuangan dan waktu untuk membangun negara Palestina," kata Obama.
Ia menambahkan, "Meski demikian, Amerika juga berkomitmen untuk memberi keamanan bagi Israel. Persahabatan Amerika dan Israel tak tergoyahkan," kata dia, menegaskan.
Dalam pidato sepanjang 36 menit itu, Obama menerima minim respons dari anggota Majelis Umum PBB. Usai pidato, Obama langsung mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Obama Bicara Tegas di PBB, Bilang tak Ada Jalan Pintas Bagi Kemerdekaan Palestina
Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB kembali menegaskan sikapnya menentang pengakuan kedaulatan Palestina di forum PBB.
Obama mengatakan, tidak ada jalan pintas menuju perdamaian bagi Palestina-Israel. "Perdamaian tidak bisa datang dari sekadar pernyataan dan resolusi (PBB) saja. Bilamana itu bisa, tentu Palestina-Israel sudah berdamai sekarang," kata Obama, Rabu.
Namun, ia teruskan, masalah Palestina dan Israel adalah masalah rakyat yang hidup berdampingan di sana. "Orang-orang Israel dan Palestina lah yang harus mencapai kata sepakat, bukan kita di sini," tegas Obama.
Ia menegaskan, "Perdamaian bisa dicapai dari kompromi orang-orang yang hidup berdampingan usai pidato kita di PBB."
"Inilah jalan yang harus ditempuh oleh Palestina bila ingin menjadi negara," tegas dia lagi.
Obama mendapat sambutan cukup meriah di awal pidatonya. Turut hadir di sana Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan para anggota otoritas. Respons sepanjang pidatonya pun minim, meski ia membahas hal-hal yang bersifat sangat penting.
Selain membicarakan soal Palestina-Israel, Obama juga berpidato soal Qadafi, Usamah bin Ladin, dan krisis ekonomi. Usai berpidato, Obama langsung mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. (republika)
"Rakyat Palestina berhak memiliki negara yang berdaulat. Mereka sudah memimpikan hal ini sejak lama. Ini visi mereka yang tertunda sangat lama. Itu sebabnya Amerika terus membantu Palestina dari sisi keuangan dan waktu untuk membangun negara Palestina," kata Obama.
Ia menambahkan, "Meski demikian, Amerika juga berkomitmen untuk memberi keamanan bagi Israel. Persahabatan Amerika dan Israel tak tergoyahkan," kata dia, menegaskan.
Dalam pidato sepanjang 36 menit itu, Obama menerima minim respons dari anggota Majelis Umum PBB. Usai pidato, Obama langsung mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Obama Bicara Tegas di PBB, Bilang tak Ada Jalan Pintas Bagi Kemerdekaan Palestina
Presiden AS Barack Obama dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB kembali menegaskan sikapnya menentang pengakuan kedaulatan Palestina di forum PBB.
Obama mengatakan, tidak ada jalan pintas menuju perdamaian bagi Palestina-Israel. "Perdamaian tidak bisa datang dari sekadar pernyataan dan resolusi (PBB) saja. Bilamana itu bisa, tentu Palestina-Israel sudah berdamai sekarang," kata Obama, Rabu.
Namun, ia teruskan, masalah Palestina dan Israel adalah masalah rakyat yang hidup berdampingan di sana. "Orang-orang Israel dan Palestina lah yang harus mencapai kata sepakat, bukan kita di sini," tegas Obama.
Ia menegaskan, "Perdamaian bisa dicapai dari kompromi orang-orang yang hidup berdampingan usai pidato kita di PBB."
"Inilah jalan yang harus ditempuh oleh Palestina bila ingin menjadi negara," tegas dia lagi.
Obama mendapat sambutan cukup meriah di awal pidatonya. Turut hadir di sana Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan para anggota otoritas. Respons sepanjang pidatonya pun minim, meski ia membahas hal-hal yang bersifat sangat penting.
Selain membicarakan soal Palestina-Israel, Obama juga berpidato soal Qadafi, Usamah bin Ladin, dan krisis ekonomi. Usai berpidato, Obama langsung mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. (republika)
Tidak ada komentar