Header Ads

Perusahaan Barat Saling Bersaing Untuk Dapatkan Minyak Libya

Perusahaan minyak Barat saling bersaing untuk mendapatkan minyak Libya setelah Dewan Transisi Nasional (NTC) mengumumkan penawarannya untuk mengelola minyak negara itu.

Rainer Seele, yang mengepalai perusahaan Jerman Wintershall Co, mengatakan negara-negara yang mengambil bagian dalam operasi NATO di Libya, termasuk Italia dan Prancis, sekarang berlomba untuk mendapatkan minyak Libya, Deutsche Welle melaporkan pada hari Senin lalu.

Libya memproduksi 1,6 juta barel minyak per hari sebelum perang dan memasok dua persen dari minyak dunia dengan mengekspor 1,3 juta barel minyak per hari.

Sebagian besar minyak negara itu dan reservoir gas masih belum dieksplorasi.

Selain kekhawatiran Barat, kualitas tinggi dari minyak Libya bahkan telah menarik minyak perusahaan minyak dan gas Rusia. Mantan Presiden Rusia Vladimir Putin pernah berkunjung ke Tripoli pada 2008 untuk membahas kerjasama minyak dan gas.

Gerhard Roiss, kepala Perusahaan minyak dan gas Austria OMV, mengatakan kepada harian Jerman Süddeutsche Zeitung bahwa perlu satu tahun sebelum minyak Libya kembali ke tingkat sebelum perang.

"Stasiun pemompaan serta terminal Libya dan pelabuhan telah rusak parah," tambahnya.

OMV memulai aktivitas di Libya pada tahun 1985 dan beberapa kontrak belum berakhir sebelum 2030. Pimpinan OMV percaya bahwa kegiatan perusahaan akan dilanjutkan setelah Gaddafi hilang.

Revolusioner percaya bahwa sebagian kecil aset beku Libya, yang NTC perkirakan sekitar 170 miliar dolar, akan cukup untuk membangun kembali industri minyak negara itu.

Glencore International, dealer terbesar di dunia bahan baku minyak, telah menandatangani kontrak pertama dengan NTC untuk transportasi minyak mentah Libya.

Minyak menyumbang lebih dari 95 persen dari pendapatan ekspor negara Libya.(fq/prtv/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.