Header Ads

Setelah Bom Di Solo Meledak, Pengajian Hadits Di Klaten Hendak Dibubarkan

Sehari setelah terjadi ledakan Bom di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo Jateng pada hari ahad 25/9/2011 kemarin yang menewaskan 1 orang yang diduga pelaku bom bunuh diri dan melukai beberapa jema’at geraja, pengajian bapak-bapak & ibu-ibu di Masjid Al Huda Kampung Kerun, Ds. Belangwetan, Kec. Klaten Utara, Kab. Klaten Jateng (tepatnya disebelah selatan perempatan lampu bangjo RSI Klaten)hendak dibubarkan oleh segelintir orang yang tidak suka islam berkembang dimasyarakat yang disinyalir oleh Takmir Masjid setempat, aksi tersebut ditunggangi oleh Inteligen.
 
Alasan segelintir orang tersebut meminta pengajian dibubarkan karena dianggap sebagai “Pengajian Teroris”. Segelintir orang tersebut menyebutkan bahwa jama’ah yang hadir berasal dari luar desa setempat dan jama’ah dalam pengajian tersebut katanya memenuhi kriteria sebagai “Teroris” dengan ciri-ciri berjenggot, memakai celana ‘cingkrang’ (diatas mata kaki) dan lain-lain yang pernah mereka dengar melalui TV-TV swasta. Melihat fenomena ini, kelihatannya media sekuler yang dikuasai barat dan orang-orang Nashrani di Indonesia sudah berhasil merusak pemikiran masyarakat islam yang awam dengan menghancurkan nilai-nilai sunah Nabi Muhammad saw.

Pada waktu kami menelusuri info tersebut (senin 26/9/2011 ba’da magrib), kebetulan takmir dan masyarakat sekitar masjid sedang berkumpul dimasjid karena baru berlangsung pengajian rutin tersebut. Menurut penuturan Bp. Kamidi selaku Ketua Takmir Masjid, pengajian tersebut hanya pengajian biasa pada umumnya yang membahas Syarah Kitab Aqidah Thohawiyah & Syarah Kitab Hadits Arba’in An-Nawawiyah. Pengajian itu sendiri berlangsung sudah hampir 1 tahun & diadakan rutin setiap senin malam ba’da magrib sampai isya’ seminggu sekali.

“Pengajian ini hanya pengajian hadits-hadits Nabi seperti pada umumnya sebagaimana pengajian Majelis Tarjih di Muhammadiyah itu mas. Karena saya sendiri anggota Muhammadiyah & juga sering mengikuti pengajian Tarjih Muhammadiyah di PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) sini”.Ujar beliau.

Menanggapi tuduhan segelintir orang yang mengatakan bahwa jama’ah yang hadir banyak dari luar daerah setempat, Pak Kamidi menampiknya. “Setau saya, jama’ah yang hadir 80% dari masyarakat sekitar mas. Memang ada beberapa orang dari luar desa sini, tapi mereka yang hadir itu sudah sangat kenal kita kenal, jadi mereka tidak & bukan orang asing bagi kita. Karena pengajian disini kekeluargaannya bisa dibilang cukup kuat.”. Lanjut beliau.

Pada waktu kami tanya, “Apakah pembicaranya berasal dari Pondok Pesantren yang diindikasikan Media dan Pemerintah sebagai pondok teroris? Contohnya Ngruki?” Dalam hal ini beliau menjawab, “Kalo pembicara dalam pengajian ini alumni Ponpes PERSIS Bangil & Ponpes Gontor mas. Tapi memang jama’ah yang hadir dalam pengajian ini setau saya itu lintas ormas islam yang ada di Klaten mas. Jadi jama’ah dari mana saja boleh hadir karena ini memang untuk umum”.

Sedangkan pengamatan pengurus masjid setempat bahwa aksi segelintir orang yang meminta pengajian tersebut agar dibubarkan merupakan skenario & ditunggangi oleh Inteligen adalah :

1) bahwa permintaan & ancaman pembubaran tersebut tidak hanya sekali, tapi pertengahan bulan Ramadhan lalu juga pernah ada, bahkan takmir masjid yang memutar Murotal Al Qur’an sebelum adzan Subuh berkumandang juga dipermasalahkan, padahal waktu itu bulan Ramadhan.

2) orang yang meminta agar pengajian dibubarkan itu tidak berani diajak dialog oleh Ketua Takmir Masjid setempat. Padahal rumahnya hanya berjarak ± 100 meter sebalah barat masjid, sedangkan rumah ketua takmir masjid ± 50 meter sebelah selatan masjid.

3) sudah hampir 3 kali pengajian ini, polisi berpakaian dinas (resmi) ikut sholat magrib berjama’ah disitu. Padahal sebelum-sebelumnya tidak ada polisi yang ikut sholat.

4) Polisi yang ikut sholat tersebut hanya pada waktu hari senin pada waktu sholat magrib berlangsung. Diluar waktu dan hari itu tidak ada polisi yang ikut sholat (memang sebelah utara masjid ada pos jaga polisi  lalu lintas).

5) Akhir-akhir ini setelah Ramadhan, pada waktu pengajian ada orang mencurigakan yang mondar-mandir didepan masjid.

Kelihatannya, ada fihak-fihak yang tidak suka & tidak senang dengan kondisi kondusif antar umat beragama yang ada di Solo dan di Klaten. Sehingga mereka berusaha menciptakan konflik horisontal antar umat beragama untuk meraup keuntungan duniawi khususnya dalam penanganan masalah Terorisme. Atau hal ini untuk menutup-nutupi beberapa kebobrokan Pemerintah dalam mengurus rakyatnya, terbukanya kasus-kasus Korupsi yang melibatkan oknum-oknum Partai Penguasa Negeri ini, penangan bencana mulai Lumpur Lapindo yang tak kunjung selesai, Pengungsi Gunung Merapi yang belum mendapatkan hak-haknya yang sudah dijanjikan, DLL…

Setidaknya ini yang sering kali terlihat, setiap ada kasus besar yang memojokkan Pemerintah & Penguasa, PASTI BOM akan meledak dan kejadian tersebut digiring kepada Tindak Pidana Terorisme. Setelah meledak, tentu saja Umat Islam yang menjadi kambing hitam atas itu semua(meskipun secara fakta/realita pelakunya dari orang islam)& aparat yang bermain mendapatkan pundi-pundi Dolar dari sang majikan di Amerika. Tentu saja masyarakat & aktivis islam harus sangat berhati-hati dalam menyikapi kejadian demi kejadian kaitannya dengan masalah Terorisme. Bisa jadi ini merupakan proyek untuk meraup keuntungan Dolar sebanyak-banyaknya dari Amerika oleh fihak-fihak GELAP yang bermain dibelakang ini semua agar merka bisa terus eksis dan umat islam tidak bisa mengamalkan agamanya dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Terakhir, Pertanyaannya, “Apakah Klaten yang menjadi target selanjutnya setelah Solo”???Wallohu A’lam Bish-Showab…(MuslimDaily)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.