Ustadz Abu Bakar Ba'asyir: Masyarakat Rusak Tauhidnya Karena Ideologi Demokrasi dan Pancasila
Jum’at 16 September lalu, Eramuslim.com mendapat kesempatan berharga untuk menjenguk Ulama sekaligus Mujahid, yang kini mendekam di Mabes Polri, yakni Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Beliau yang kini tengah meringkuk di penjara karena tuduhan terorisme terihat sehat meski mengalami permasalahan pada mata kanannya.
“Jadi mata saya ini mau diobati. Kalau sudah begini (sambil menutup mata kirinya), saya itu sudah ndak lihat. Yang kanan ini mau dioperasi lagi atau disinar.” Jelas Ustadz Abu penuh senyum.
Pada kesempatan ba’da shalat Jum’at itu, Amir Jama’ah Anshorut Tauhid ini meminta umat muslim untuk serius mempelajari tauhid. Karena tauhid itu tidak hanya bersifat penghambaan kepada Allah semata, tapi juga ingkar kepada ilah-ilah lainnya seperti hukum buatan manusia.
“Masyarakat Islam ini sudah rusak tauhidnya, karena ideologi-ideologi yang berlaku di Indonesia bukan Islam, tapi Demokrasi, Nasionalis, Sosialis, dan Pancasila. Semua ideologi itu musyrik.” Tuturnya penuh keyakinan.
Tidak Menyetujui Negara Islam Berarti Murtad
Ustadz yang juga memimpin Ponpes Al Mukmin Ngruki ini mengecam berkembangnya pemahaman dibenak umat muslim yang tidak menyetujui Negara Islam. Tentu masih membekas di kalangan umat muslim ucapan petinggi sebuah partai Islam maupun sekuler yang mengatakan konsep ‘negara Islam adalah ide kampungan’, ‘syariat Islam sudah masa lalu’ atau statement pejabat pemerintah yang melecehkan syariat dengan mengatakan ‘Negara Islam bertentangan dengan NKRI’.
Menurut Ustadz Abu, kita tidak perlu ragu menjatuhkan vonis murtad kepada mereka yang jelas-jelas tidak menyetujui Negara Islam.
“Umat Islam menegakkan Negara Islam itu harus karena tuntutan tauhid, bukan politik. Maka jika ada orang Islam yang tidak menyetujui Negara Islam, maka dia sudah murtad. Kita jangan shalat dibelakang dia. Faham ya?” tanyanya.
Hal ini kata Ustadz Abu sudah tuntutan tauhid. Karena, tambah beliau, tauhid itu tidak saja sekedar perkataan manis dimulut tapi ia memiliki konsekuensi. Konsekuensi tersebut adalah dilanjutkan dengan amal perbuatan
"Tauhid itu mesti diyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Jika satu saja tidak dijalankan, maka semuanya gugur. SBY itu dihati mengakui Islam, tapi dalam kenyataannya menentang hukum Allah. Maka itu SBY Kafir. Pemerintahan ini kafir, murtad, dan pancasila musyrik. Kita jangan ragu,” imbunya penuh semangat.
Untuk menguatkan tauhid, maka Eramuslim.com dan beberapa kalangan umat muslim yang menjenguk beliau diberikan sebuah hadiah yakni dua buah buku. Pertama berjudul Hakikat Tauhid dan Syirik. Sedangkan buku lainnya berbicara mengenai Iman. (pz/eramuslim)
“Jadi mata saya ini mau diobati. Kalau sudah begini (sambil menutup mata kirinya), saya itu sudah ndak lihat. Yang kanan ini mau dioperasi lagi atau disinar.” Jelas Ustadz Abu penuh senyum.
Pada kesempatan ba’da shalat Jum’at itu, Amir Jama’ah Anshorut Tauhid ini meminta umat muslim untuk serius mempelajari tauhid. Karena tauhid itu tidak hanya bersifat penghambaan kepada Allah semata, tapi juga ingkar kepada ilah-ilah lainnya seperti hukum buatan manusia.
“Masyarakat Islam ini sudah rusak tauhidnya, karena ideologi-ideologi yang berlaku di Indonesia bukan Islam, tapi Demokrasi, Nasionalis, Sosialis, dan Pancasila. Semua ideologi itu musyrik.” Tuturnya penuh keyakinan.
Tidak Menyetujui Negara Islam Berarti Murtad
Ustadz yang juga memimpin Ponpes Al Mukmin Ngruki ini mengecam berkembangnya pemahaman dibenak umat muslim yang tidak menyetujui Negara Islam. Tentu masih membekas di kalangan umat muslim ucapan petinggi sebuah partai Islam maupun sekuler yang mengatakan konsep ‘negara Islam adalah ide kampungan’, ‘syariat Islam sudah masa lalu’ atau statement pejabat pemerintah yang melecehkan syariat dengan mengatakan ‘Negara Islam bertentangan dengan NKRI’.
Menurut Ustadz Abu, kita tidak perlu ragu menjatuhkan vonis murtad kepada mereka yang jelas-jelas tidak menyetujui Negara Islam.
“Umat Islam menegakkan Negara Islam itu harus karena tuntutan tauhid, bukan politik. Maka jika ada orang Islam yang tidak menyetujui Negara Islam, maka dia sudah murtad. Kita jangan shalat dibelakang dia. Faham ya?” tanyanya.
Hal ini kata Ustadz Abu sudah tuntutan tauhid. Karena, tambah beliau, tauhid itu tidak saja sekedar perkataan manis dimulut tapi ia memiliki konsekuensi. Konsekuensi tersebut adalah dilanjutkan dengan amal perbuatan
"Tauhid itu mesti diyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan dibuktikan dengan perbuatan. Jika satu saja tidak dijalankan, maka semuanya gugur. SBY itu dihati mengakui Islam, tapi dalam kenyataannya menentang hukum Allah. Maka itu SBY Kafir. Pemerintahan ini kafir, murtad, dan pancasila musyrik. Kita jangan ragu,” imbunya penuh semangat.
Untuk menguatkan tauhid, maka Eramuslim.com dan beberapa kalangan umat muslim yang menjenguk beliau diberikan sebuah hadiah yakni dua buah buku. Pertama berjudul Hakikat Tauhid dan Syirik. Sedangkan buku lainnya berbicara mengenai Iman. (pz/eramuslim)
Tidak ada komentar