MUI Solo: Masyarakat Solo Makin Cerdas Sikapi Kasus Bom
Meski
bom baru saja mengguncang Kota Solo, Ahad (25/9/2011) lalu, namun
masyarakat setempat sudah mulai tenang. Masyarakat bahkan tidak
terprovokasi dengan aksi dan pemberitaan yang ada. Pernyataan ini
disampaikan Prof. Dr. Zainal Arifin selaku Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) wilayah Solo.
Menurut Zainal Arifin, masyarakat Solo sekarang semakin cerdas dalam mensikapi kejadian tersebut. Ia juga menghimbau agar umat Islam di wilayah Solo tidak mudah terpancing dengan kejadian tersebut.
Saat ditanya perihal mengapa kota Solo menjadi sasaran target dalam peledakan bom, secara diplomatis Prof Dr Zainal hanya menyebutkan, kejadian ini penuh teka-teki.
“Semua kejadian ini penuh dengan 1001 analisa, bisa seperti itu atau yang lain.” ujarnya saat diwawancara di rumahnya di Laweyan Solo Selasa (27/09/2011).
Kritik BNPT
Sebelum ini, MUI Solo telah menerbitkan buku berjudul “Kritik, Evaluasi dan Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia,” yang dinilai sebagai bahan kritik acara Halaqah BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
Meski telah ada kejadian bom, Zainal mengatakan akan terus mengadakan kajian bedah buku tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Sebab menurutnya, langkah itu dilakukan untuk meluruskan penafsiran dari pihak BNPT yang seenaknya dalam menafsirkan ajaran Islam.
“Segala sesuatu kalau diagnosa dan obatnya itu salah, maka penyakit juga tidak akan bisa sembuh,” ujarnya. (hidayatullah)
Menurut Zainal Arifin, masyarakat Solo sekarang semakin cerdas dalam mensikapi kejadian tersebut. Ia juga menghimbau agar umat Islam di wilayah Solo tidak mudah terpancing dengan kejadian tersebut.
Saat ditanya perihal mengapa kota Solo menjadi sasaran target dalam peledakan bom, secara diplomatis Prof Dr Zainal hanya menyebutkan, kejadian ini penuh teka-teki.
“Semua kejadian ini penuh dengan 1001 analisa, bisa seperti itu atau yang lain.” ujarnya saat diwawancara di rumahnya di Laweyan Solo Selasa (27/09/2011).
Kritik BNPT
Sebelum ini, MUI Solo telah menerbitkan buku berjudul “Kritik, Evaluasi dan Dekonstruksi Gerakan Deradikalisasi Aqidah Muslimin di Indonesia,” yang dinilai sebagai bahan kritik acara Halaqah BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
Meski telah ada kejadian bom, Zainal mengatakan akan terus mengadakan kajian bedah buku tersebut di seluruh wilayah Indonesia. Sebab menurutnya, langkah itu dilakukan untuk meluruskan penafsiran dari pihak BNPT yang seenaknya dalam menafsirkan ajaran Islam.
“Segala sesuatu kalau diagnosa dan obatnya itu salah, maka penyakit juga tidak akan bisa sembuh,” ujarnya. (hidayatullah)
Tidak ada komentar