Header Ads

Inilah Diantara Para Syuhada Syam Setelah Dibantai Brutal Rezim Bashar al-Assad, Di Manakah al-Mu'tashim?

Sungguh mulia, orang-orang yang telah berani berbicara di hadapan penguasa dzalim lalu penguasa itu membunuhnya, mereka telah setingkat dengan penghulunya para syuhada. Rasulullah Saw bersabda, "Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan laki-laki yang berdiri di depan penguasa yang zalim, ia menasihatinya lalu penguasa itu membunuhnya."


Apa yang terjadi di negeri Suriah di kawasan Syam hari ini penguasa diktator melalui tangan-tangan tentara loyalis terus membantai kaum Muslim, termasuk para tentara yang enggan menembaki rakyat. Ribuan orang telah menjadi syuhada. Bahkan dalam beberapa hari ini saja, ratusan kaum Muslim telah syahid.

Fakta tentang pembantaian ini sangat jelas dan tidak perlu lagi tim pemantau, seperti yang diputuskan Liga Arab yang telah mengirimkan tim pemantau ke Suriah yang hanya menambah waktu bagi rezim berkuasa untuk menambah semakin banyak lagi pembantaian.

Beberapa rekaman video yang menggambarkan para korban kaum Muslim yang dibantai telah menjadi bukti nyata, pembantaian itu terus terjadi di Suriah. Demikian juga, rakyat Suriah yang tidak berhenti menginginkan hengkangnya rezim berkuasa serta tuntutan penegakkan hukum Allah di bumi Syam sangat jelas.

Seperti halnya gejolak revolusi di dunia Arab yang dimotori Tunisia, sulit menemukan berita-berita tentangan keinginan umat menuju Islam, melalui televisi-televisi sekuler. Keinginan umat terhadap Islam pun seringkali dibajak dengan istilah "demokrasi". Padahal, revolusi di Timur Tengah tersebut mengarah kepada kebangkitan Islam, bukan demokrasi, sebuah sistem yang berasal dari Barat yang telah menempatkan manusia sebagai pemutus perkara.

Liga Arab, di mana negeri-negeri Arab berkumpul bukannya menjawab seruan rakyat Suriah untuk segera membebaskan negeri Syam dari pembantaian Assad, malah berlama-lama dengan mengirimkan tim pemantau. Bahkan, lebih paranyanya lagi Liga Arab bekerjasama dengan PBB, Amerika Serikat dan Turki untuk mempersiapkan rezim baru yang dapat mengamankan kepentingan asing.

Sejak awal Revolusi Suriah pada pertengahan Maret tahun ini, serta tindakan brutal yang terus meningkat terhadap rakyat Suriah yang menuntut perubahan secara damai, telah mengakibatkan ribuan perempuan, laki-laki dan anak-anak meninggal.

Partai Baath telah menguasai Suriah secara diktator dan dengan tangan besi selama lima dekade. Rezim ini dengan semua kekuatan yang dimilikinya terus-menerus melakukan tindakan kejam dan brutal terhadap rakyatnya untuk tetap berkuasa.

Beberapa kota di Suriah telah menjadi saksi banjir darah kaum Muslim hingga mereka syahid. Ratusan orang dibantai secara brutal di kota Homs dan Idlib. Sementara rezim berkuasa memblokade Suriah sehingga semakin leluasa membunuhi kaum Muslim lebih banyak lagi.

Namun, kaum Muslim di wilayah Syam, baik di Suriah dan negeri tetangga tidak pernah berhenti untuk terus berdiri menghadapi penguasa dzalim tersebut. Hampir setiap hari, massa turun ke jalan-jalan. Mereka berkali-kali meneriakkan kalimah dzikir, takbir dan tahlil serta semangat perjuangan.

Mereka juga berkali-kali menyeru saudara-saudara Muslim lainnya untuk bersegera menolong saudara-saudara mereka di Syam dengan membebaskan Syam dari cengkraman para penguasa dzalim. Seruan-seruan Islam pun semakin jelas dengan beberapa panji-panji ar-royah yang berkibar diantara mereka dan beberapa spanduk yang dibawa rakyat seperti "Sesungguhnya hukum itu kepunyaan Allah", dan pesan-pesan lainnya.

Ketika pembantaian terus terjadi, ketika para syuhada terus bergelimpangan, serta permintaan pertolongan terus diteriakkan, lalu di manakah para penolong umat? Di manakah amirul mukminin yang akan menjaga kehoraman darah kaum Muslim? Di manakah para tentara Muslim yang tersebar luas dari timur hingga barat? Bekerja untuk siapakah sebenarnya mereka? Lalu mengapa mereka seolah tidak peduli terhadap saudaranya sendiri?

Bukankah Allah Swt., “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam  agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan.” (TQS. Al-Anfal [8]: 72). [m/f/syabab.com]

Lihat Video

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.