Pesta Tahun Baru Masehi, Rayakan Kebodohan dan Kekafiran
Perayaan tahun baru Masehi biasanya
dirayakan sangat meriah: meniup terompet dan menyalakan kembang api pada
saat detik jarum jam tepat di angka 12 atau pada jam digital
menunjukkan kombinasi angka 00.00.
Tahun Masehi sebenarnya berhubungan
dengan keyakinan agama Kristen. Masehi adalah nama lain dari Isa
Al-Masih (Yesus Kristus). Dengan demikian bisa dimaknai bahwa merayakan
tahun baru Masehi adalah merayakan tahun kelahiran Yesus.
Padahal telah disebutkan sebelumnya, bahwa tahun 1 Masehi yang disandarkan kepada hari kelahiran Yesus adalah tindakan yang salah kaprah. Jadi, merayakan tahun baru Masehi sejatinya adalah merayakan kesalahkaprahan dan ketidaktahuan.
Selain itu, perayaan tahun baru Masehi
adalah tindakan konyol untuk melestarikan ritual pagan, disadari atau
tidak. Karena pesta ulang tahun baru adalah tindakan kaum paganis Romawi
untuk memuja Dewa Janus, dewa penjaga pintu gerbang yang digambarkan
bermuka, yang satu selalu tersenyum menghadap ke depan, dan yang lain
menghadap ke belakang dengan muka muram.
Ada juga yang menyambut Natal dan tahun
baru Masehi dengan berkirim ucapan "Selamat Natal dan Tahun Baru" (Merry
Christmas and Happy New Year).
Sikap ini lebih konyol lagi. Di samping
salah kaprah tentang tahun baru Masehi yang terkontaminasi tradisi
paganis Romawi, juga mengandung dosa pelecehan kepada Nabi Isa AS (Yesus
Kristus).
Karena tanggal 25 Desember itu bukan
hari kelahiran Yesus, tapi hari Natal dua dewa terkemuka pada masa
purba, yaitu Dewa Matahari bangsa Roma yang dikenal dengan perayaan
Solis Invictus (matahari yang tak terkalahkan) dan Dewa Mithras (dewa
matahari kebenaran dan kebijakan).
Untuk menyesuaikan dengan hari perayaan
penyembahan berhala yang populer pada saat itu itu, para misionaris
Kristen mengadopsi perayaan Natal Dewa Matahari dan Dewa Mitra tanggal
25 Desember sebagai Natal Yesus. Inilah misi kristenisasi agar para
paganis beralih menjadi penganut Kristen. Karena sudah terlanjur jadi
tradisi Kristen, maka tanpa malu-malu, sejak abad ke-4 Masehi Gereja
Katolik mencaplok 25 Desember sebagai Natal Yesus Kristus.
Dengan demikian, orang yang merayakan
Natal maupun mengucapkan selamat Natal atas hari ulang tahun kelahiran
Yesus tanggal 25 Desember adalah tindakan yang melecehkan kewibawaan
Yesus. Sebagai nabi utusan Allah, bisa dipastikan Yesus akan marah besar
jika hari kelahirannya disamakan dengan hari kelahiran dewa kafir. Subhanallah 'amma yashifuun. [A Ahmad Hizbullah/suaramuslim/voa-islam]
Tidak ada komentar