Header Ads

Presiden Gul Menegaskan Kembali Sikap Turki Terhadap Israel

Presiden Turki Abdullah Gül menekankan kembali bahwa mereka telah mengurangi hubungan diplomatik Turki dan Israel dengan melewatkan sesi makan siang yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dalam konferensi internasional yang diadakan di Wina.



Hubungan Turki-Israel rusak parah pada 2010 setelah angkatan laut pasukan komando Israel menyerbu kapal Mavi Marmara Turki, yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam upaya melanggar blokade laut Israel.

Serangan itu mengakibatkan kematian sembilan warga sipil Turki, termasuk seorang warga negara Amerika. Turki menuntut permintaan maaf resmi dan kompensasi bagi keluarga korban pada Agustus lalu tetapi Israel menolak untuk meminta maaf, mengatakan bahwa tentaranya bertindak untuk membela diri.

Presiden Turki juga tidak menghadiri acara makan malam yang diselenggarakan oleh mitra Austria-nya, Heinz Fisher, sebagai bagian dari edisi keempat dari Konferensi Dunia di Wina setelah mengetahui bahwa Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak akan hadir dalam acara jamuan makan malam tersebut.

Gül juga tidak muncul dalam foto yang diambil di awal konferensi agar tidak dilihat dalam kerangka yang sama dengan Ehud Barak karena keputusan Turki untuk mengurangi perwakilan diplomatik mereka di Israel.

Ketika kembali dari Wina, Gül kepada pers Turki menyatakan bahwa Israel belum tahu alasan di balik sikap negatif Turki.

Dia menyatakan bahwa Israel harus mengambil keuntungan dari upaya menuju transisi demokrasi setelah musim semi Arab sebagai kesempatan untuk membuat perdamaian dengan negara-negara Arab. Mengklaim bahwa kebijakan Israel di Gaza telah didukung oleh diktator Arab di masa lalu, Gül melanjutkan: "Ketika demokrasi berlaku di Timur Tengah, Israel akhirnya harus mengakhiri kekerasan di Palestina."(fq/Cihan/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.