Header Ads

163 Mayat Ditemukan Di Kuburan Massal Libya

Sebuah komite Libya yang menangani orang hilang mengatakan, Ahad, mereka telah menemukan mayat 163 orang yang tewas dalam konflik 2011 yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi. "Penemuan 163 mayat diantara 400 orang yang hilang di daerah-daerah Libya timur itu merupakan prestasi luar biasa," kata pejabat komite tersebut, Maher Warfalli, kepada AFP, tanpa menyebutkan kapan kuburan itu ditemukan.


Ketua komite itu, Omar Abdelkhalek Obeidi, yang juga seorang ahli forensik, mengatakan, mayat-mayat itu digali dari sebuah "kuburan massal" di kota gurun Bin Jawad, sebelah timur Sirte, tempat Gaddafi ditangkap dan tewas pada 20 Oktober.

"Itu adalah mayat para pemberontak yang tewas antara Februari dan Maret 2011 di Brega, Ras Lanuf, Bin Jawad dan bahkan daerah pinggiran Sirte," katanya.

Ia menambahkan, sejumlah mayat menunjukkan tanda-tanda eksekusi, sementara yang lain tewas akibat pertempuran antara pemberontak yang bersenjata ringan dan pasukan kuat yang setia pada Gaddafi.

Penggalian mayat itu dilakukan dengan bantuan PBB dan dalam kerja sama dengan kementerian yang mengurus para syuhada, korban cedera dan orang hilang, kata Warfalli.

Libya era Gaddafi digempur pasukan internasional sesuai dengan mandat PBB yang disahkan pada 17 Maret 2011. Sebanyak 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadap Libya pada saat itu. Aliansi 28 negara itu sejak 31 Maret 2011 juga memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rejim Gaddafi.

Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Gaddafi, yang membuat marah Barat.

Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada Kamis (20/10).

Keresahan internasional meningkat berkaitan dengan kondisi tidak jelas seputar kematian Gaddafi yang tampaknya dieksekusi, setelah kota asalnya Sirte dikuasai pasukan NTC pada 20 Oktober. Sejumlah pihak, termasuk Ketua Komisi HAM PBB Navi Pillay, menyerukan penyelidikan untuk mengetahui kebenaran seputar kematian orang kuat Libya itu. [ant/syabab.com/090312/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.