Header Ads

Hamid Fahmy Zarkasyi: Demokrasi Adalah Awal Dari Liberalisasi di Indonesia

Dari hari ke hari dan semakin lama negeri ini tak kunjung baik tapi malah semakin kacau dan kelihatan kebobrokannya, baik masyarakatnya maupun aparat pemerintahan yang mengaturnya. Hal ini terjadi bukan karena tanpa sebab. Banyaknya suatu pemikiran atau tatanan yang tidak diatur sesuai dengan Syari’at Islam adalah salah satu penyebabnya.

Meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tapi banyak pula musuh Islam yang menyusup kedalam islam untuk menghancurkan Syariat Islam itu sendiri. Salah satu yang paling jelas dan terang adalah dengan adanya pemikiran-pemikiran yang mengatas namakan sebagau fiqh atau madzhab Islam, tapi sejatinya bukan Islam.

Pemikiran tersebut kemudian diusung oleh kelompok yang menamakan diri mereka sebagai Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dikomandoi oleh Ulil Abshar Abdalla dan konco-konconya. Sebelum JIL berdiri, sebetulnya sudah ada pemikiran yang serupa dengan mereka, tapi pada waktu itu memang mereka belum menamakan dirinya sebagai kelompok Liberal. Pada masa sebelum Era Reformasi, tokoh pemikiran Liberal seperti Ahmad Wahib, Nurcholish Madjid, Abdul Mukti Ali, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Harun Nasution, Dawam Raharjo, dan lain-lain sangat berpengaruh dalam penyebaran pemikiran Liberal.

Sepeninggal mereka kemudian muncullah tokoh generasi baru yang kemudian melahirkan orang-orang seperti Ulil Abshar Abdalla, Abd A’la, Ahmad Fuad Fanani, Sumanto Al Qurthuby, Siti Musdah Mulia, dan lain-lain. Tokoh-tokoh setelah era Gus Dur dan kawan-kawan itu antara lain yakni Abdul Munir Mulkhan, Ahmad Syafi’I Ma’arif, Azyumardi Azra, Komaruddin Hidayat, Jalaluddin Rahmat, Said Aqiel Siradj, Moeslim Abdurrahamn, dan lain-lain. (baca buku “50 Tokoh Islam Liberal Indonesia” karya Budi Handrianto terbitan Hujjah Press)

Pemikiran-pemikiran Liberal di Indonesia bisa subur berkembang dengan cepat dan signifikan, sehingga bisa masuk dan merusak sendi-sendi generasi muda umat islam pada khususnya bukanlah tanpa ada penyebabnya. Sebab yang paling mempengaruhi hal tersebut menurut Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi (Direktur Institut for the Study of Islamic Thought and Civilization/INSISTS) karena sistem pemerintahan yang ada di Indonesia. Doktrin Demokrasi yang ada itulah kemudian dimanfaatkan dan diusung oleh para tokoh Liberal untuk menyebabkan “Racun” yang sangat mematikan segala aspek kehidupan baik yang ada di masyarakat maupun di pemerintahan.

“Tantangan eksternal umat Islam adalah Budaya. Dan Televisi (TV) adalah salah satu alat yang paling mematikan dalam menyebarkan faham-faham Liberal yang bertentangan dengan Islam tersebut, tapi dibungkus sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti Islam sebagaimana ajaran Nabi Muhammad saw,” ujar Dr. Hamid Fahmy dalam acara Seminar dan Diskusi “Gender, Ingkarus Sunnah & Salafiyyah” di Aula Masjid Istiqlal Sumber, Krajan, Solo, Kamis 22/3/2012.

Lebih lanjut beliau menjelaskan, “Akibat doktrin Demokrasi itulah yang membuat semua ini (tatanan kehidupan) menjadi kacau”, tegas Dr. Fahmy yang juga ketua MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Islam Indonesia)

Karenanya, beliau menghimbau agar umat Islam harus dengan cerdas mengganti sistem yang ada sekarang ini untuk kemaslahatan umat Islam dan manusia secara totalitas. Sebab pemikiran Liberal tersebut sudah sangat meresahkan bukan hanya kepada umat umat Islam, tapi juga diluar islam seperti agama Kristen. Sebab diluar negeri khususnya Eropa, pemikiran Liberal ini menjadi musuh nomor satu bagi Gereja-Geraja Kristen. [eramuslim/al-khilafah.org

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.