Header Ads

Akibat Riba: Krisis di Dunia, Kekal di Neraka

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan menyatakan terjadi krisis ekonomi yang berulang di Eropa lantaran sistem ekonominya berbasis riba. Allah SWT menyebutnya sebagai orang yang kemasukan setan karena penyakit gila.



“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila,” ujar Ulama HTI Kalsel Ustadz Wahyudi Ibnu Yusuf membacakan Alquran Surat Al Baqarah Ayat 275, dalam acara Daurah Syar’iyyah Ammah, Sabtu (5/5) di Banjarmasin.

Dalam acara yang bertema Utang Ribawi dan Masa Depan Ekonomi Global tersebut hadir pula pakar ekonomi HTI Kalsel Hidayatullah Muttaqin. ”Krisis yang terjadi di Eropa, berawal dari krisis ekonomi, akibat terus ditambahnya utang ribawi negara,” ungkapnya.

Meningkatnya angka pengangguran pun tidak dapat dielakan. “Dan ini menyebabkan bertambah besarnya jumlah pengangguran di sana sebanyak 10,9 %,” papar Muttaqin.

Ia menambahkan, krisis Eropa situasinya kini bertambah genting, karena semakin menurunnya perekonomian Eropa. “Saking gentingnya krisis, kini di Eropa banyak gelaran unjuk rasa, dan semuanya ini berpangkal pada penerapan ekonomi kapitalis yang melegalkan riba,” tegasnya.

“Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba,” timpal Ustadz Wahyudi meneruskan Ayat 275 tersebut.

Ustadz Wahyudi pun menjelaskan pada 1997-1998 Indonesia juga mengalami krisis serupa. Namun sayangnya hingga kini pemerintah dan juga rakyatnya tetap menerapkan riba. Padahal Allah SWT dengan tegas menyatakan orang-orang yang tetap mengambil riba kekal di neraka.

“Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya,” tegasnya membacakan akhir Ayat tersebut.

Dalam acara yang dihadiri para ulama se-Banjarmasin tersebut para pemateri menegaskan agar pemerintah dan juga rakyat terhindar dari memakan harta riba maka harus diterapkan sistem yang anti riba yakni syariah Islam dalam bingkai khilafah. [HTIPress/al-khilafah.org]


Ali Wafa (Dosen FISIP Uniska) Tanggapi Pemateri
Hidayatullah Muttaqin Paparkan Krisis Ekonomi Eropa
Ust. Abdurrahman Malik (Ketua PW Al-Irsyad Kalsel) Tanggapi Pemateri
Ust. Dody Syihab {Pendiri Qur’anic Intelligence Center (QIC) Banjarmasin} Tanggapi Pemateri
Ust. Wahyudi Paparkan Seluk Beluk Ribawi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.