Header Ads

Bila NU Menjadi Seteru & Sekutu Lady Gaga

Dalam sepekan terakhir ini, publik Tanah Air disibukkan dengan pemberitaan pro-kontra konser Lady Gaga yang rencananya digelar 3 Juni 2012 mendatang. Di internal Nahdlatul Ulama (NU) pun juga mengalami perbedaan pandangan, seteru sekaligus sekutu Lady Gaga.



Tak ada pendapat tunggal. Itulah Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu pula yang terjadi dalam merespons polemik soal rencana konser Lady Gaga pada 3 Juni 2012 mendatang. Ada yang setuju dalam artian tidak terganggu dengan konser itu ada yang juga sebaliknya merasa terusik.

Pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dalam forum talk show "Indonesia Lawyer CLub" dengan tema FPI versus Lady Gaga, Rabu (16/5/2012) di salah satu stasiun televisi mendapat apresiasi positif dari publik, khususnya yang setuju konser Lady Gaga. "Ada satu juta Lady Gaga, ada satu juta Irsyad Manji, iman warga NU tidak akan berkurang, akhlaq warga NU tidak berkurang," demikian KH Said Aqil Siradj. (Baca juga MIUMI : Said Aqil seperti ingin mengabaikan nahi munkar dan berani menjamin kekebalan iman seorang Muslim)

Pernyataan itu menjadi perbicangan hangat di sejumlah situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Tak jarang pengguna akun jejaring sosial tersebut mengunggah penggalan pernyataan KH Said Aqil Siradj tersebut, sebagai tanda persetujuan atas pernyataan kyai asal Cirebon tersebut.

Namun, pendapat itu seolah dimentahkan seniornya di NU yakni mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. KH Hasyim Muzadi justru mendukung Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melarang konser Lady Gaga di Gelora Bung Karno pada 3 Juni 2012 mendatang itu. "Apa yang diambil oleh Polri untuk tidak mengeluarkan izin konser Lady Gaga sudah tepat. Karena penyelenggaraan konser ini tidak seimbang antara manfaat dan kerugiannya (madzarratnya)," tegas KH Hasyim Muzadi, Jumat (18/5/2012).

Seolah bersahutan dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Hasyim Muzadi menyebutkan dampak konser Lady Gaga tidak semata-mata menyangkut keimanan seseorang saja, namun masalah keamanan dan budaya. Dia mengingatkan, Hak Asasi Manusia (HAM) tidak tepat jika digunakan untuk persoalan yang merusak dan menimbulkan kerawanan. (Baca : KH Hasyim Muzadi : Tolak Konser Lady Gaga Sudah Tepat)

Menurut pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini, jika konser Lady Gaga dipaksakan hanya akan menguntungkan pebisnis saja. "Namun ujung-ujungnya akan menambah beban stabilitas saja. Mengukur konser hanya faktor keimanan tentu belum komprehensif," ingat Hasyim.

Rencana konser Lady Gaga di Tanah Air mendapat reaksi keras dari ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI) serta partai politik Islam seperti PPP dan PKS termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pihak kepolisian hingga kini juga belum memberikan rekomendasi izin konser tersebut.

Polemik di tubuh NU dalam merespons Lady Gaga tentunya masing-masing memiliki pijakan yang diyakini benar. Seperti alasan KH Said Aqil Siradj yang memandang konser tersebut tak menganggu keimanan warga NU. Begitu juga dengan KH Hasyim Muzadi yang melihat tak sekadar sisi keimanan namun sisi sosial dan budaya.

Yang menjadi soal dari polemik ini, argumentasi polisi dalam merespons polemik ini semestinya transparan dan rasional. Keputusan memberi izin atau tidak memberi izin, semuanya harus berpijak pada kajian dan pertimbangan yang tidak satu sisi saja.(fq/inilah) [eramuslim/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.