KH Dimyati Ihsan(Mbah Dim) : “Syariah telah terbukti pada masa khilafah, sedangkan yang lain baru dicoba dan gagal”
KH KH Dimyati Ichsan
|
Tim LKU HTI Jateng pada Sabtu, 31 Agustus 2012 mengadakan salah satu
agendanya, yaitu Safari Syawal 1433 H ke sejumlah Ulama/Pondok
pesantren di Rembang, Jawa Tengah. Rangkaian safari syawwal ini diawali
pertemuan dengan KH Dimyati Ichsan(Mbah Dim, Pengasuh Ponpes at-Taslim,
Soditan, Lasem Rembang). Mbah Dim merasa sangat prihatin dengan keadaan
kaum muslimin di banyak negara.
”Syariah telah terbukti pada masa khilafah, sedangkan yang lain baru
dicoba dan gagal. Kasus seperti rohingya, kaum muslim bagai ayam tanpa
induk.Kerajaan Saudi juga tidak menerapkan Islam secara total bahkan
menangkapi ulama yang lurus,” tegas Mbah Dim.
Mbah Dim sangat menyadari sosialisasi syariah sangat diperlukan agar muncul kerinduan, karena hukum yang paling tepat hanya Islam. “Kewajiban kita terutama para kyai/ ulama untuk mensosialisasikan termasuk masalah hukum seperti qishash( walakum fi qishashi hayatun), Indonesia tidak kuat karena tidak barakah: tidak amanah pemimpinnya, sistem tidak islam; hanya dengan khilafah sejahtera terjadi termasuk kepada non islam,” jelasnya
Kesempatan selanjutnya, rombongan HTI Jateng mengunjungi KH Hamid Baidhowi (mbah Mik, Paman Alm Gus Dur), Pengasuh Ponpes al-Wahdah, Sumber Girang, Lasem, Rembang. Beliau sangat risau melihat Indonesia sekarang. Mbah Mik menyatakan : “Teks proklamasi bung Karno tidak pakai basmalah sehingga tidak berkah. Nasib orang islam jika minoritas tertindas jika mayoritas mempermainkan hukum.”
Kunjungan diakhiri dengan doa dan pesan Mbah Mik untuk HTI : “Teruskan perjuangan dan sabar”.
Tim LKU juga mengunjungi Gus Mad (Ponpes Al Islah, Lasem, Rembang), yang banyak menyoroti bahayanya konsep HAM bagi kaum muslimin. Sementara Gus Qoyyum (Pengasuh PP An Nuur,Lasem) mengkritisi sikap sebagian tokoh Islam yang Islamphobia tak berdasar (LKU HTI Jateng) [htipress/www.al-khilafah.org]
Mbah Dim sangat menyadari sosialisasi syariah sangat diperlukan agar muncul kerinduan, karena hukum yang paling tepat hanya Islam. “Kewajiban kita terutama para kyai/ ulama untuk mensosialisasikan termasuk masalah hukum seperti qishash( walakum fi qishashi hayatun), Indonesia tidak kuat karena tidak barakah: tidak amanah pemimpinnya, sistem tidak islam; hanya dengan khilafah sejahtera terjadi termasuk kepada non islam,” jelasnya
Kesempatan selanjutnya, rombongan HTI Jateng mengunjungi KH Hamid Baidhowi (mbah Mik, Paman Alm Gus Dur), Pengasuh Ponpes al-Wahdah, Sumber Girang, Lasem, Rembang. Beliau sangat risau melihat Indonesia sekarang. Mbah Mik menyatakan : “Teks proklamasi bung Karno tidak pakai basmalah sehingga tidak berkah. Nasib orang islam jika minoritas tertindas jika mayoritas mempermainkan hukum.”
Kunjungan diakhiri dengan doa dan pesan Mbah Mik untuk HTI : “Teruskan perjuangan dan sabar”.
Tim LKU juga mengunjungi Gus Mad (Ponpes Al Islah, Lasem, Rembang), yang banyak menyoroti bahayanya konsep HAM bagi kaum muslimin. Sementara Gus Qoyyum (Pengasuh PP An Nuur,Lasem) mengkritisi sikap sebagian tokoh Islam yang Islamphobia tak berdasar (LKU HTI Jateng) [htipress/www.al-khilafah.org]
KH Hamid Baidhowi
|
Gus Mad (Ponpes Al Islah, Lasem, Rembang)
|
Gus Qoyyum (Pengasuh PP An Nuur,Lasem)
|
Tidak ada komentar