Header Ads

USAID Hutangi Kemenkes 28 Juta Dolar, Joserizal: Kita Khawatir Seperti NAMRU

Amerika Serikat (AS) melalui United States Agency for International  Development (USAID) memberikan dana hibah (baca: hutang) 28 juta Dolar AS atau sekitar Rp 266 miliar untuk program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes).


Anggota Presidium MER-C dr Joserizal Jurnalis, Sp.OT, mempertanyakan bantuan tersebut murni hibah (pemberian) atau hutang. Jika hutang tentu saja rakyat juga yang harus membayar. "Kemungkinan besar hutang. Tentu suatu saat harus dibayar oleh rakyat," katanya pelalui pesan elektronik kepada Suara Islam Online, Selasa (4/9/2012).

Menurut Jose jika program EMAS itu untuk menurunkan angka kematian bayi, faktanya program ini telah dibiayai APBN. "Lalu siapa yg melaksanakannya?. Tampaknya akan diserahkan kepada LSM-LSM lokal dan asing," ungkap Joserizal.

Relawan kemanusiaan yang lembaganya tengah menyelesaikan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini juga menduga proyek ini akan diawasi oleh sebuah LSM asing bernama Save The Children. "LSM ini terkenal sebagai kontraktor/subkontraktor program PBB. Gaji petugas mereka sangat besar," lanjutnya.

Joserizal mengkhawatirkan program EMAS Kementerian Kesehatan ini bakal menjadi "port d'entri" alias pintu masuk bagi program-program rahasia bersifat penelitian, pengumpulan data dan sample dari bagian tubuh manusia atau bibit penyakit. "Kita khawatir ini akan menjadi cikal bakal seperti NAMRU," ungkapnya.

NAMRU-2 atau Naval Medical Research Unit-2 adalah laboratorium milik AS yang berdiri di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. NAMRU-2 mempunyai hak istimewa yaitu bisa membawa spesimen, penyakit, virus atau apapun namanya ke luar negeri dengan kekebalan diplomatik sehingga tidak bisa diperiksa. Kasus NAMRU-2 terbongkar saat Menteri Kesehatan dijabat Siti Fadhilah Supari.

Sebelumnya diberitakan Amerika Serikat (AS) melalui United States Agency for International  Development (USAID) memberikan dana hibah 28 juta Dolar AS atau sekitar Rp 266 miliar untuk program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemberian dana hibah ini bertepatan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Indonesia.

"Program ini hanya untuk membantu program kesehatan utamanya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan," ujar Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Menurut Nafsiah, dana hibah itu akan langsung dialirkan ke pengelola proyek EMAS di 30 Kabupaten dan 6 provinsi (Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan). Daerah-daerah itu dinilai memiliki tata kelola kesehatan yang baik.

Dalam pelaksanaannya, Kemenkes akan bekerjasama dengan JHPIEGO, Research Triangle Institute, Save the Children, Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan dan Muhammadiyah. [SIOnline/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.