Header Ads

Boy Rafli : Jika Polisi Minta Uang Damai, Ceramahi agar Ingat Neraka

Polri meminta masyarakat untuk terus melakukan pengawasan dan juga berani menegur anggota polisi yang terbukti melakukan korupsi. Contohnya, ketika menyikapi para aparat polisi yang meminta uang pelicin agar tidak ditilang.


“Bukan eranya lagi takut sama polisi. Kalau bapak-bapak kan ustaz-ustaz, menemui itu diceramahi saja pak. Polisi banyak jadi sorotan sekarang, diceramahi saja bilang bapak mau masuk surga atau neraka? Jadi polisi bisa aman “ujar Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli di hadapan anggota Hizbut Tahrir Indonesia di wisma antara, Jakarta, Sabtu (13/10).

Bukan hanya itu, menyesuaikan dengan peserta diskusinya, Boy juga mengimbau agar para peserta waspada terhadap gangguan setan dan cobaan nikmat. Sehingga pemeberantasan korupsi bisa terbentuk dengan baik.
“Dakwah anti korupsi terus dijalankan. janji dari setan dia akan menggoda dari adam sampai keturunannya. Apalagi orang-orang yang mengelola negara harus meningkatkan keimanan harus diperkuat, kita sering dicoba dengan kenikmatan kita lupa,” lanjut Boy. Para peserta mendengarkan sambil mengangguk-angguk.

Sehingga nantinya, Boy berharap korupsi tidak jadi budaya yang mengakar di masyarakat. Begitu pun juga polisi tidak bisa lagi mengerjai masyarakat.

“Jadi aparat tidak bisa ngerjai masyarakat, kalau dikerjai bisa diblow up. Kita hilangkan perbuatan korupsi. Kalau ini digelorakan bisa menjadi kultur jadi korupsi itu tidak pernah hilang.” tutup Boy.

Hari ini Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan diskusi bertemakan ‘KPK vs Polri mimpi pemberantasan korupsi?’ Di wisma Antara. Diskusi ini dihadiri oleh para petinggi Hizbut Tahrir Indonesia, Aktivis Anti Korupsi, Adhie Massardi. Semula juga, Juru Bicara KPK, Johan Budi dijadwalkan hadir. [merdeka/htipres/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.