Header Ads

Buru Teroris, FBI Malah Bidik Mualaf AS

Biro investigasi Federal (FBI) beberapa tahun terakhir menyisir terduga pelaku terorisme. Dalam penyisiran itu mereka menargetkan kalangan mualaf.


Baru-baru ini, FBI berhasil menangkap dua terduga pelaku terorisme di South Carolina. Dua orang tersebut merupakan mualaf. Dari dokumen FBI diketahui kedua orang itu adalah Miguel Alejandro Santana Vidriales, 21 tahun, dan Ralph Deleon, 23 tahun.

Keduanya adalah imigran Vietnam yang menjadi muslim dua tahun lalu. Mereka ditangkap ketika bermain paintball.

FBI menyebutkan setelah menjadi muslim kedua pemuda mendapat bimbingan Sohiel Omar Kabir, 34 tahun, imam asal Afganistan yang memperoleh status kewarganegaraan AS.

Menurut FBI, kedua pemuda itu oleh Sohiel dicekoki ajaran radikal. Soheil sendiri merupakan imam binaan ulama Anwar Al-Awlaki, yang tewas dalam serangan udara AS di Yaman.

Namun, FBI tidak menjelaskan secara detail dalam dokumen itu terkait penangkapan itu. Yang pasti, FBI telah mengawasi dua pemuda itu melalui penelusuran via Facebook dan Skype.

Dari penelusuran itu diketahui bahwa kedua pemuda menyatakan dukungannya terhadap aksi jihad dan keinginan untuk bergabung dengan Alqaidah. Mereka berdua, kata FBI, bakal merencanakan aksi bulan ini.
Daveed Gartenstein-Ross, peneliti senior Yayasan Washington untuk Pertahanan Demokrasi, menilai penangkapan itu tidak memiliki bukti yang kuat meski mereka adalah kader Alqaidah.  "Tidak mungkin mereka akan berada di garis depan dalam waktu dekat," kata dia.

Sementara itu, Asisten Profesor Universitas California, Riverside, Muhammad Ali menilai fenomena ini menunjukan rentannya mualaf terlibat dalam kasus terorisme.

Ini karena, pembinaan yang keliru. "Benar mereka muslim, tapi mereka tidak melihat Islam secara komprehensif," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Jumat (22/11).

Menurut Ali, masalah ini menjadi tantangan bagi komunitas Muslim AS guna memastikan pembinaan para mualaf berada di jalur yang benar. "Sangat mungkin mualaf mendapat bimbingan pada orang yang salah," ucapnya.

Karena itu, menurut Ali, para imam AS harus merangkul dan memahami psikologi anak-anak muda berikut dengan menciptakan atmosfer masjid yang sesuai dengan mereka. Jadi, dialog akan terbangun dengan baik. "Bagi saya, inilah tantangannya. Para imam dan ulama tidak hanya begitu saja mengucapkan Islam adalah agama damai," kata dia. [republika/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.