Header Ads

Garis Merah Obama di Suriah!

Apakah rezim Suriah menggunakan gas beracun terhadap rakyatnya sendiri? Hal ini tampaknya didasarkan pada identifikasi makna dari kata “gas yang mematikan”.



Selama berminggu-minggu, telah beredar laporan bahwa rezim Suriah menggunakan beberapa jenis senjata kimia di kota Homs, Suriah, pada akhir Desember. Bahkan, para aktivis telah menyebarkan video terkait warga kota—yang meninggal dan yang tidak—saat dalam kondisi shock dan sesak napas.

Apakah ia menggunakan gas? Jika ya, apa jenis gas yang digunakan?

Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting, mengingat Presiden AS Barack Obama telah memperingatkan penggunaan senjata Kimia oleh Suriah, akan menyebabkan reaksi keras AS. Sementara itu, gas air mata juga dianggap sebagai jenis gas kimia. Namun demikian, tidak seorangpun yang meramalkan bahwa AS akan melakukan intervensi untuk menghentikan penggunaan jenis gas tersebut.

Baru-baru ini, Josh Rugen menulis di majalah “Foreignpolicy” kutipan dari investigasi yang ditandatangani oleh Konsul Jenderal AS di Istanbul, yang menyimpulkan bahwa ada argumen yang meyakinkan dan bukti yang kuat mengenai penggunaan gas misterius oleh rezim Suriah yang disebut “unsur 15”.

Apa yang dimaksud dengan “unsur 15”? Ia adalah gas kontroversial, yang sering dikatakan bahwa ia telah dikembangkan di Irak selama era Saddam Hussein, dan dimaksudkan untuk melumpuhkan. Sementara surat kabar Inggris menyebutnya dengan “gas zombie”. Ia mengatakan bahwa penggunaannya dalam dosis besar dapat membunuh, namun secara umum ia tidak dirancang untuk membunuh.

Berita bahwa Suriah mungkin telah menggunakan “unsure 15” menimbulkan segala macam pertanyaan, namun pertanyaan yang paling mendesak: “Apakah Suriah melampaui garis merah Presiden Obama?” Akan tetapi pemerintah AS sendiri segera mengingkarinya.

Dalam hal ini, juru bicara pemerintah mengatakan: “Laporan yang kita lihat dari sumber media tentang bukti-bukti penggunaan senjata kimia di Suriah, tidak terkait dengan apa yang kita yakini bahwa benar tentang adanya program senjata kimia Suriah.” Tampaknya komentar para pejabat itu seperti pengingkaran. Akan tetapi jika dianalisis dengan hati-hati, maka Anda melihat bahwa hakikatnya tidak ada relevansinya dengan topik, bahkan tidak nyambung sama sekali.

Keesokan harinya, Victoria Nuland, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan tegas, yang menyatakan bahwa “Kami telah mengkaji dan meneliti berbagai tuduhan dan informasi yang kami terima, dan kami menemukan bahwa tidak ada bukti yang kredibel untuk membuktikan atau memastikan bahwa Suriah telah menggunakan senjata kimia.”

Pernyataan ini mungkin lebih jelas, tetapi juga yang paling rentan, bahwa ia memperlihatkan harapan Presiden Obama dengan jelas, yaitu untuk menghindari intervensi di Suriah. Dengan ini tampak bahwa garis merah Obama yang diberikan pada Assad memberi ruang besar, di mana garis merahnya itu memungkinkan Assad menggunakan senjata, tank, helikopter dan pesawat tempur.

Jika hanya senjata kimia saja yang akan memaksa AS untuk bereaksi, maka Assad saat ini sedang menguji garis merah. Tanpa diragukan, bahwa “unsur 15” menimbulkan bahaya yang lebih besar daripada gas air mata. Namun, itu mungkin bukan sesutu yang dibayangkan para pemilih Amerika, bahwa ia adalah perkara yang mendorong intervensi daripada ketika mereka mendengar istilah “senjata kimia”.

Sampai saat ini, sebagian besar perkiraan menunjukkan bahwa jumlah orang yang menjadi korban di Homs, sekitar 5 orang yang cedera. Sementara serangan gas yang dilancarkan Saddam Hussein di desa suku Kurdi, Halabja, pada tahun 1988, menyebabkan hampir 5.000 orang meninggal, dan melukai 7.000 lainnya.

Jika Obama menunggu terjadinya pembantaian “Halabja” yang lain di Suriah, dan jika itu yang ada dalam pikirannya untuk tergerak melakukan pencegahan, maka kita dapat mengatakan bahwa baginya “misi selesai”.

Akan tetapi kenyataan menegaskan bahwa kebijakan AS dibentuk sebagai berikut: Meskipun tirani Assad sangat telanjang, namun AS takut elemen-elemen yang paling efektif dalam kelompok pemberontak yang bermusuhan dengan Assad sebagai yang terburuk. Mereka adalah kaum Sunni, yang diyakininya sebagai penyebab paling besar bagi kacaunya perdamaian dan keamanan di kawasan Timur Tengah daripada Assad di masa sebelumnya. Sehingga aktivitas melawan Assad hanya akan membantu mereka untuk segera menguasai kekuasaan.

Dengan cara ini, Assad berhasil menciptakan lebih banyak ruang untuk dirinya sendiri, di mana ia telah menemukan ruang untuk menyambut pelepasan satu set senjata baru (senjata kimia berbahaya, tetapi unsur kimia yang membantu) untuk melawan musuh-musuhnya.

Dan untuk hari-hari berikutnya, kita hanya akan tetap menanti kesimpulan dari hasil investigsi AS, namun tanpa diragukan lagi bahwa kita akan melihat lebih banyak lagi kebingungan atas sikap resmi AS. [islamtoday/htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.