Gus Uwik : Kota Bogor Akan Lebih Baik Dengan Syariat Islam
Menyoal berita banyak ditemukannya kondom di underpass jalan menuju Kebun Raya Bogor, Gus Uwik selaku Ketua DPD II HTI Kota Bogor menyatakan keprihatinan yang mendalam. Apalagi, jumlah ditemukannya kondom bekas tersebut mencapai ratusan.
“Ada peristiwa dahsyat lainnya yang terjadi menyangkut pergaulan remaja di Kota Bogor, saya pernah mendapat curhat dari seorang guru, ternyata ada anak muridnya yang terlibat aktivitas lesbi, padahal anaknya ketika di sekolah santun dan baik, tapi ternyata salah pergaulan,” terang Gus Uwik.
Dalam menanggapi permasalahan seks bebas, narkoba, tawuran pelajar dan lain-lain, HTI Kota Bogor telah mendatangi Badan Nasional Narkotika Daerah Kota Bogor dan Dinas Pendidikan Kota Bogor, untuk bekerja sama mengatasi masalah yang kerap menimpa kawula muda, termasuk pelajar.
Dalam pemaparannya, Gus menyampaikan, bahwa mainframe liberal yang ada pada anak-anak muda, karena jauhnya mereka dari pemahaman islam, baik anak-anaknya maupun orang tuanya.
“Remaja saat ini galau kalau tidak pacaran, galau kalau tidak berdua-duaan dan sebagainya, termasuk juga orang tua, mereka galau kalau anak gadisnya tidak ada cowok yang nyamperin, bahkan orang tua tidak galau ketika anak gadisnya pulang sekolah senantiasa malam, ini kah aneh,” papar Gus Uwik dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban (HIP) yang diselenggarakan oleh HTI DPD 2 Kota Bogor, pada hari minggu (20/1/13) kemarin, di Aula MUI Kota Bogor.
Mengenai hal itu, Wakil Walikota Bogor, Ahmad Ru’yat pun angkat bicara, bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap titik-titik rawan, bahkan dirinya telah mengusulkan ditangkapnya para pelaku kemaksiatan tersebut tidak hanya para pelakunya, tetapi juga para penggunanya.
“Logikanya begini, aktivitas seks biasa terjadi karena ada supply dan demand. Kerangka penanganan permasalahan seks saat ini yang dijaring dan dikejar-kejar adalah para penjaja seks, sedangkan para user atau pencari atau penikmat seks tidak pernah tersentuh, sisinilah saya mengusulkan agar user ini juga ditangkap,”jelasnya.
Acara yang bertajuk Kaleidoskop Bogor 2012 Menuju Babak Baru Penegakan Syariah dan Khilafah ini, selain dihadiri olehWakil Wali Kota Bogor, turut hadir juga Samson Purba dari Dinsosnakertrans, Ahmad Iman Ketua forkami, Fachrudin Sukarno Ketua Keluarga Muslim Bogor dan M Azrin Syamsuddin Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kota Bogor.
Pada acara yang dimulai pukul 08.30 WIB itu, membahas permasalahan di Kota Bogor selama tahun 2012, serta aktivitas politik yang telah dilakukan HTI Kota Bogor terhadap permasalahan-permasalah tersebut. Berbagai hal diungkapkan, baik fakta maupun pemaparan dari para pembicara. Acara yang diawali dengan pembacaan berita itu, sedikitnya dihadiri oleh 500 orang peserta dari seluruh penjuru Kota Bogor.
Pada masalah ekonomi, di tahun 2012 Kota Bogor dihebohkan dengan kenaikan tarif PDAM. Berkaitan dengan masalah itu, Muhammad Irfan Ketua Lajnah Faliyah DPD II HTI kota Bogor mengatakan, bahwa HTI sebagai partai politik telah mengadakan audiensi dengan Pemerintah Kota Bogor dan Direksi PDAM, agar membatalkan kebijakan tersebut.
“Kebijakan tersebut adalah kebijakan dzolim,” ujar Irfan.
Irfan juga menambahkan, selain melakukan audiensi kepada Direksi PDAM, HTI juga melakukan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat Kota Bogor, tentang hakikat pengelolaan air dalam aturan islam.
“Hakikatnya, air itu berasal dari Allah SWT dan Allah memberinya gratis, maka seharusnya tidak ada penambahan margin pada harga yang ditetapkan oleh PDAM. Kalaupun ada biaya, cukup hanya sampai diberapa biaya produksinya saja,” serunya.
Senada dengan kenaikan tarif PDAM, kenaikan BBM pun menjadi sorotan pada acara HIP kali ini. Irfan juga menjelaskan, bahwa BBM adalah milik umum seperti yang terkandung dalam UUD 1945, maka hakikatnya tidak boleh dikuasai oleh Negara, swasta, apalagi diberikan kepada Asing.
“Negara seharusnya sebagai pengelola dan diperuntukan bagi rakyat seluas-luasnya,” jelasnya.
Dalam hal keagamaan, para tamu undangan dan peserta diingatkan kembali perihal pendirian Gereja Katholik Indonesia (GKI) Yasmin. Ahmad Iman selaku Ketua FORKAMI menggambarkan, bahwa kasus GKI Yasmin pemberitaannya sudah sampai taraf International.
“Sudah berulang kali saya diwawancara oleh media asing, mulai dari NBC, NHK Jepang, Al Jazeera dan media internasional lainnya. Semua menyudutkan dalam masalah persoalan HAM, namun saya tegaskan bahwa ini adalah permasalahan hukum yang dilanggar oleh GKI Yasmin, dengan cara penipuannya tersebut,” papar Ketua FORKAMI ini.
Menanggapi hal itu Ahmad Nurhidayat, Lajnah Khusus Ulama DPD II HTI Kota Bogor menyebutkan, bahwa umat Islam di Indonesia termasuk didalamnya di Kota Bogor, adalah umat yang paling toleran terhadap non muslim.
“Coba kita lihat, ketika ada perayaan Imlek di Suryakencana Bogor, polisi menutup jalan untuk menghormati prosesi ibadat tersebut. Masyarakat muslim pun tidak ada yang protes dan memaksa melintasi jalan tersebut, ini salah satu bukti betapa tolerannya masyarakat muslim,” jelas Ahmad.
Di sesi akhir, Gus Uwik menegaskan, bahwa banyaknya permasalahan yang muncul di Kota Bogor, mulai dari seks bebas, tawuran pelajar, kenaikan tarif PDAM, kenaikan BBM, buruh dan yang lain, karena cara berpikir yang melandasi pejabat pemegang kekuasaan adalah liberal, yang diperkuat dengan diterapkannya sistem kapitalis liberal.
“Logika dan sistem inilah yang menjadikan penguasa berpola pikir pedagang bagi rakyatnya, berpola pikir abai bagi rakyatnya dan tidak peduli atas penderitaan rakyatnya,” jelas Gus Uwik.
Ia juga menambahkan, inilah pentingnya perjuangan syariat Islam dalam bingkai Khilafah.
“Bagi HTI, bukan hanya sampainya sosok yang pribadi dan amanah dalam pemerintahan, karena ini belum menjamin perubahan, tapi juga syariat Islam di pucuk pimpinan, karena dengan diterapkannya syariat Islam dalam bingkai Khilafah, menjadikan pejabat berpola piker melayani dan mengurusi,” jelas Gus Uwik lagi.
Oleh karena itu, Gus Uwik mengajak bahwa tahun 2013 ke depan harus menjadi tahun yang lebih baik. Ia juga menjelaskan, bahwa ikut terlibat aktif dalam perjuangan penegakan syariat Islam dalam bingkai Khilafah sejatinya untuk menyelesaikan permasalahan individu kita, keluarga, masyarakat dan Negara.
“Di tahun 2013 Indonesia dan Bogor akan lebih baik dengan syariat Islam dan Khilafah,” tegas Gus Uwik.(bogorplus.com, 21/1)[www.al-khilafah.org]
“Ada peristiwa dahsyat lainnya yang terjadi menyangkut pergaulan remaja di Kota Bogor, saya pernah mendapat curhat dari seorang guru, ternyata ada anak muridnya yang terlibat aktivitas lesbi, padahal anaknya ketika di sekolah santun dan baik, tapi ternyata salah pergaulan,” terang Gus Uwik.
Dalam menanggapi permasalahan seks bebas, narkoba, tawuran pelajar dan lain-lain, HTI Kota Bogor telah mendatangi Badan Nasional Narkotika Daerah Kota Bogor dan Dinas Pendidikan Kota Bogor, untuk bekerja sama mengatasi masalah yang kerap menimpa kawula muda, termasuk pelajar.
Dalam pemaparannya, Gus menyampaikan, bahwa mainframe liberal yang ada pada anak-anak muda, karena jauhnya mereka dari pemahaman islam, baik anak-anaknya maupun orang tuanya.
“Remaja saat ini galau kalau tidak pacaran, galau kalau tidak berdua-duaan dan sebagainya, termasuk juga orang tua, mereka galau kalau anak gadisnya tidak ada cowok yang nyamperin, bahkan orang tua tidak galau ketika anak gadisnya pulang sekolah senantiasa malam, ini kah aneh,” papar Gus Uwik dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban (HIP) yang diselenggarakan oleh HTI DPD 2 Kota Bogor, pada hari minggu (20/1/13) kemarin, di Aula MUI Kota Bogor.
Mengenai hal itu, Wakil Walikota Bogor, Ahmad Ru’yat pun angkat bicara, bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap titik-titik rawan, bahkan dirinya telah mengusulkan ditangkapnya para pelaku kemaksiatan tersebut tidak hanya para pelakunya, tetapi juga para penggunanya.
“Logikanya begini, aktivitas seks biasa terjadi karena ada supply dan demand. Kerangka penanganan permasalahan seks saat ini yang dijaring dan dikejar-kejar adalah para penjaja seks, sedangkan para user atau pencari atau penikmat seks tidak pernah tersentuh, sisinilah saya mengusulkan agar user ini juga ditangkap,”jelasnya.
Acara yang bertajuk Kaleidoskop Bogor 2012 Menuju Babak Baru Penegakan Syariah dan Khilafah ini, selain dihadiri olehWakil Wali Kota Bogor, turut hadir juga Samson Purba dari Dinsosnakertrans, Ahmad Iman Ketua forkami, Fachrudin Sukarno Ketua Keluarga Muslim Bogor dan M Azrin Syamsuddin Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kota Bogor.
Pada acara yang dimulai pukul 08.30 WIB itu, membahas permasalahan di Kota Bogor selama tahun 2012, serta aktivitas politik yang telah dilakukan HTI Kota Bogor terhadap permasalahan-permasalah tersebut. Berbagai hal diungkapkan, baik fakta maupun pemaparan dari para pembicara. Acara yang diawali dengan pembacaan berita itu, sedikitnya dihadiri oleh 500 orang peserta dari seluruh penjuru Kota Bogor.
Pada masalah ekonomi, di tahun 2012 Kota Bogor dihebohkan dengan kenaikan tarif PDAM. Berkaitan dengan masalah itu, Muhammad Irfan Ketua Lajnah Faliyah DPD II HTI kota Bogor mengatakan, bahwa HTI sebagai partai politik telah mengadakan audiensi dengan Pemerintah Kota Bogor dan Direksi PDAM, agar membatalkan kebijakan tersebut.
“Kebijakan tersebut adalah kebijakan dzolim,” ujar Irfan.
Irfan juga menambahkan, selain melakukan audiensi kepada Direksi PDAM, HTI juga melakukan edukasi ke seluruh lapisan masyarakat Kota Bogor, tentang hakikat pengelolaan air dalam aturan islam.
“Hakikatnya, air itu berasal dari Allah SWT dan Allah memberinya gratis, maka seharusnya tidak ada penambahan margin pada harga yang ditetapkan oleh PDAM. Kalaupun ada biaya, cukup hanya sampai diberapa biaya produksinya saja,” serunya.
Senada dengan kenaikan tarif PDAM, kenaikan BBM pun menjadi sorotan pada acara HIP kali ini. Irfan juga menjelaskan, bahwa BBM adalah milik umum seperti yang terkandung dalam UUD 1945, maka hakikatnya tidak boleh dikuasai oleh Negara, swasta, apalagi diberikan kepada Asing.
“Negara seharusnya sebagai pengelola dan diperuntukan bagi rakyat seluas-luasnya,” jelasnya.
Dalam hal keagamaan, para tamu undangan dan peserta diingatkan kembali perihal pendirian Gereja Katholik Indonesia (GKI) Yasmin. Ahmad Iman selaku Ketua FORKAMI menggambarkan, bahwa kasus GKI Yasmin pemberitaannya sudah sampai taraf International.
“Sudah berulang kali saya diwawancara oleh media asing, mulai dari NBC, NHK Jepang, Al Jazeera dan media internasional lainnya. Semua menyudutkan dalam masalah persoalan HAM, namun saya tegaskan bahwa ini adalah permasalahan hukum yang dilanggar oleh GKI Yasmin, dengan cara penipuannya tersebut,” papar Ketua FORKAMI ini.
Menanggapi hal itu Ahmad Nurhidayat, Lajnah Khusus Ulama DPD II HTI Kota Bogor menyebutkan, bahwa umat Islam di Indonesia termasuk didalamnya di Kota Bogor, adalah umat yang paling toleran terhadap non muslim.
“Coba kita lihat, ketika ada perayaan Imlek di Suryakencana Bogor, polisi menutup jalan untuk menghormati prosesi ibadat tersebut. Masyarakat muslim pun tidak ada yang protes dan memaksa melintasi jalan tersebut, ini salah satu bukti betapa tolerannya masyarakat muslim,” jelas Ahmad.
Di sesi akhir, Gus Uwik menegaskan, bahwa banyaknya permasalahan yang muncul di Kota Bogor, mulai dari seks bebas, tawuran pelajar, kenaikan tarif PDAM, kenaikan BBM, buruh dan yang lain, karena cara berpikir yang melandasi pejabat pemegang kekuasaan adalah liberal, yang diperkuat dengan diterapkannya sistem kapitalis liberal.
“Logika dan sistem inilah yang menjadikan penguasa berpola pikir pedagang bagi rakyatnya, berpola pikir abai bagi rakyatnya dan tidak peduli atas penderitaan rakyatnya,” jelas Gus Uwik.
Ia juga menambahkan, inilah pentingnya perjuangan syariat Islam dalam bingkai Khilafah.
“Bagi HTI, bukan hanya sampainya sosok yang pribadi dan amanah dalam pemerintahan, karena ini belum menjamin perubahan, tapi juga syariat Islam di pucuk pimpinan, karena dengan diterapkannya syariat Islam dalam bingkai Khilafah, menjadikan pejabat berpola piker melayani dan mengurusi,” jelas Gus Uwik lagi.
Oleh karena itu, Gus Uwik mengajak bahwa tahun 2013 ke depan harus menjadi tahun yang lebih baik. Ia juga menjelaskan, bahwa ikut terlibat aktif dalam perjuangan penegakan syariat Islam dalam bingkai Khilafah sejatinya untuk menyelesaikan permasalahan individu kita, keluarga, masyarakat dan Negara.
“Di tahun 2013 Indonesia dan Bogor akan lebih baik dengan syariat Islam dan Khilafah,” tegas Gus Uwik.(bogorplus.com, 21/1)[www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar