Header Ads

Foto-foto bukti serangan terhadap warga Muslim di Meiktila, Myanmar


A resident walks past a burnt body in riot-hit Meiktila,
central Myanmar on March 21, 2013. AFP PHOTO/ Soe Than WIN
Kekerasan terhadap Muslim di Burma terus meluas. Sejumlah ekstrimis Buddhis melancarkan serangan membabi buta terhadap masyarakat Muslim dan properti mereka. Kekerasan dimulai sejak Rabu (20/3/2013) di Myanmar Tengah, tepatnya di kota Meiktila, di mana segerombolan musyrikin Buddhis menyerang kaum Muslimin dengan membakar masjid-masjid, rumah-rumah warga, dan sekolah-sekolah Islam.



Tragedi ini telah mengakibatkan kerugian besar di pihak Muslim dan korban tewas dan terluka, yang sebagian besarnya adalah Muslim sementara sejumlah kecil lainnya warga Buddhis.

Tragedi berawal dari perselisihan antara penjaga toko emas milik Muslim dan pelanggan Buddhis pada Rabu (20/3) pagi. Tidak jelas akar permasalahannya dan siapa yang salah di antara mereka, tetapi pelanggan itu adalah orang yang pertama kali menampar penjaga toko (perempuan) itu, menurut laporan warga setempat dalam sebuah opini yang dipublikasikan oleh M-Media pada Ahad (24/3). Setelah itu, lanjut laporan tersebut, penjaga toko lainnya (pria) memukul pelanggan itu dengan kursi.

Kemudian pertengkaran mereka meletus menjadi serangan besar-besaran karena pelanggan itu tidak pergi melapor ke kantor polisi melainkan kembali dengan membawa massa yang banyak, para anggota “969″, mereka mulai menghancurkan toko emas itu dan berlanjut membakar rumah-rumah warga, masjid-masjid, serta sekolah-sekolah Islam di kota itu. Dan kemudian mulai membunuhi warga Muslim. Yang paling buruk adalah 28 siswa dan 4 guru di sebuah sekolah Islam dibakar hidup-hidup, menurut laporan tersebut.

Dalam laporan opini tersebut, warga itu mengatakan, “Saya ingin menyebutkan bahwa ada banyak Buddhis yang baik di Meiktila yang menyembunyikan para tetangga Muslim mereka ketika teroris 969 datang. Dikatakan bahwa para siswa dan guru sekolah Islam itu awalnya diberikan perlindungan oleh seorang tetangga Buddhis. Ketika ia menolak untuk memindah-tangankan orang-orang Muslim itu kepada para teroris itu, rumahnya dibakar bersama Muslim di dalamnya.”

Teroris “969″ adadalah kampanye yang diorganisir oleh sebagian ekstrimis Buddhis yang menyebarkan surat-surat penebar kebencian yang menuduh umat Islam berencana untuk mendominasi negara Myanmar dan sebagainya. Meskipun surat itu adalah bohong, sebagian besar Buddhis meyakini surat itu adalah benar. Mereka merasa bahwa Muslim adalah ancaman bagi mereka.

Total korban tewas dan terluka serta jumlah bangunan Muslim yang hancur akibat serangan di kota ini masih simpang siur. Sebagian laporan mengatakan korban tewas mencapai 44 orang, sebagian mengatakan lebih dari 100 orang, sementara 800 rumah dan 11 masjid hancur. Muslim di Meiktila adalah minoritas, jadi jika 800 rumah dihancurkan maka diperkirakan hampir semua warga Muslim kehilangan tempat tinggal. Sebagian kecil warga Buddhis juga menjadi korban.

Serangan serupa dari para ekstrimis itu juga terjadi di beberapa kota lainnya di Myanmar. Memaksa ribuan warga Muslim mengungsi.

Tragedi ini tidak hanya menyisakan kerugian besar dan kesedihan mendalam, tetapi juga mengacaukan hubungan bertetangga umat Islam dan umat Buddha yang telah berdampingan selama ini.

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (Qs. 5:82)
Sumber foto: Thestateless.com

[arrahmah/www.al-khilafah.org]

 A policeman and residents stand around the body of a man in a street in riot-hit Meiktila, central Myanmar on March 22, 2013. STR/AFP/Getty Images)


A body is seen on a street in Meikhtila March 21, 2013. Image by: Soe Zeya Tun / REUTERS





The body of a person is pictured on a street in Meikhtila. Image by: Soe Zeya Tun / REUTERS

In this Thursday, March. 21, 2013 photo, smoke billows from a burning mosque following ethnic unrest between Buddhists and Muslims in Meikhtila, Mandalay division, about 550 kilometers (340 miles) north of Yangon, Myanmar. (AP Photo)

Thursday, March. 21, 2013 photo, local residents walk on a road near a burning building following ethnic unrest between Buddhists and Muslims in Meikhtila, Mandalay division, Myanmar. (AP Photo)

Carrying belongings Muslims refugees get off a vehicle as they arrive at a rescue camp in Meikhtila about 550 kilometers (340 miles) north of Yangon, Myanmar, Friday, March.22, 2013. (AP Photo/Khin Maung Win)






A man stands in front of a mosque as it burns in Meikhtila on Thursday. (Photo: Reuters / Soe Zeya Tun)

 People look on as smoke rises over a Meikhtila neighborhood on Thursday. (Photo: Reuters / Soe Zeya Tun)

In this Thursday, March. 21, 2013 photo, a group of people try to destroy a building in Meikhtila, Mandalay division (AP Photo)



Muslim residents look out from a temporary relief camp after their evacuation from riot-hit Meiktila, central Myanmar on March 22, 2013. (Soe Than Win/AFP/Getty Images)

The charred bodies of Muslim who were burnt alive by terrorist Buddhist mob and monks called 969 campaign with the presence of police in Meiktilar city, Myanmar. The police and authorities were not stopping them to kill Muslim, to burn Muslim and their homes and to torch the Mosques in broad day light. Photo Credit - Maung Nyan

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.