Header Ads

WN Amerika Jadi Perdana Menteri Oposisi Suriah

Kelompok oposisi Suriah yang tergabung dalam Dewan Nasional Suriah (SNC) memilih Ghassan Hitto sebagai perdana menteri sementara pemerintahan yang bakal dibentuk di wilayah yang dikuasai oposisi Suriah.



Ghassan Hitto, eksekutif bidang teknologi informasi yang telah berpuluh tahun menetap dan mendapatkan kewarganegaraan lewat proses naturalisasi di Amerika Serikat itu, mendapatkan 35 dari 48 suara dalam pemilihan yang digelar SNC di Istanbul, Turki, Senin kemarin. Demikian dikatakan Hisham Marwa, salah seorang anggota koalisi oposisi Suriah kepada wartawan Selasa dini hari (19/2/2013), lapor Aljazeera.

Pemungutan suara selama 14 jam itu diikuti 63 anggota koalisi, yang sebagian mengatakan bahwa Hitto merupakan kandidat hasil konsensus yang dianggap memenuhi keinginan kelompok Islam dan liberal dalam tubuh SNC.

“Ini merupakan pemungutan suara yang demokratis dan transparan,” kata pimpinan koalisi Mouaz al-Khatib.
Anggota SNC menyerahkan surat suara mereka dalam kotak transparan di ruang pertemuan. Hitto muncul ke ruang pertemuan beberapa menit setelah perhitungan suara dilakukan dan mendapat tepukan tangan sebagai sambutan atas kemenangannya.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada para pahlawan dan para revolusioner dari rakyat Suriah. Kami bersamamu,” kata Hitto, yang belum lama ini pindah dari Texas, Amerika Serikat ke Turki untuk membantu mengkoordinasikan bantuan ke wilayah-wilayah yang telah dikuasai pasukan oposisi.

Saat ditanya apa prioritas pertama pemerintahannya, Hitto menjawab, “Kami akan membicarakannya besok.”

Hitto diharapkan bisa membentuk kabinet dalam waktu dua sampai empat pekan ke depan. Salah satu jabatan penting yang harus ditetapkannya adalah menteri pertahanan, kata Bernard Smith wartawan Aljazeera yang meliput di lapangan.

Sebelum penunjukkan Hitto sebagai perdana menteri, SNC sudah dua kali berusaha membentuk pemerintahan namun gagal.

The New York Times (19/3/2013) melaporkan, dalam pemungutan suara itu Hitto yang kini berusia 50 tahun unggul tiga suara saja dari Assad Mustafa, mantan menteri pertanian di bawah rezim Hafez al-Assad ayah Bashar al-Assad. [hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.