Header Ads

1.800 Tentara Mauritania Untuk Mendukung Prancis Menghadapi Kelompok Islamis di Mali

Mauritania memutuskan untuk mendukung Prancis dengan 1.800 tentara dalam pertempuran melawan kelompok Islamis di Mali.

Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan pada hari Kamis (18/4), bahwa Mauritania akan mengirim 1.800 tentara ke Mali sebagai bagian dari pasukan yang direncanakan PBB untuk menjaga keamanan di negara yang terletak di Afrika Barat, setelah operasi militer yang dipimpin Prancis berhasil mengusir para gerilyawan dari utara negara itu.


Fabius menambahkan bahwa Resolusi Dewan Keamanan PBB menyetujui pembentukan pasukan internasional untuk pasukan penjaga perdamaian yang berkekuatan 12.600 tentara pada awal Juli, yang diharapkan akan disetujui maksimal minggu depan.

Diharapkan bahwa akan dibentuk kekuasaan terdiri dari unit-unit Afrika, dan yang akan mengemban misi, di saat Prancis mulai mengurangi pasukannya yang jumlahnya mencapai 4.000 personil hingga menjadi 1.000 personil saja pada akhir tahun.

Dewan Keamanan PBB tengah mengkaji rancangan resolusi untuk menyetujui pembentukan pasukan penjaga perdamaian di bawah organisasi internasional yang terdiri dari 12.600 personil di Mali mulai awal bulan Juli.

Diharapkan Dewan Keamanan mengadopsi rancangan resolusi yang dapat diubahnya selama negosiasi pada akhir April.

Seorang pejabat senior di PBB, mengatakan bahwa operasi tersebut akan menjadi operasi keamanan terbesar keempat yang dilakukan oleh PBB, dan akan menghabiskan biaya 800 juta dolar per tahun.

Prancis telah memulai operasi tersebut dengan bantuan sekitar 2.000 tentara dari Chad berupa serangan militer yang dilancarkan pada Januari lalu terhadap kelompok Islamis.

Namun saat ini, Prancis mulai menarik kekuatannya yang terdiri dari 4.000 tentara, dan berencana untuk mempertahankan 1.000 tentara saja pada akhir tahun ini. [islammemo/htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.