Header Ads

CIIA: Demi Investasi, Indonesia Jual Isu Terorisme Di APEC

Indonesia terlihat ingin menjual isu kontra terorisme dengan menempatkan isu ini menjadi topik awal pembicaraan di APEC. Indonesia ingin mendapat simpati dan keuntungan ekonomi lebih besar dengan asumsi telah mampu memastikan keamanan kawasan dri ancaman terorisme aktual maupun potensial.



Pernyataan tersebut dikatakan Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menanggapi sambutan positif dari delegasi 21 negara Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), yang tergabung dalam dialog Counter Terrorism Task Force (CTTF) terhadap penanangan terorisme di Indonesia yang meninggalkan pendekatan militeristik.

“Investasi diharapkan mengalir deras dengan alasan Indonesia hampir mampu menjamin 4 sektor utama; perdagangan, travel, finansial dan infrastruktur dari ancaman terorisme,” tandas pengamat kontra terorisme ini kepada Islampos.com, Senin (8/4/2013).

Harirs menilai terlalu berlebihan jika Indonesia dianggap berhasil melakukan penegakkan hukum dengan meninggalkan pendekatkan militeristik. Padahal sejatinya ada kerancuan logika dan kontradiksi dengan fakta nyata di lapangan.

Peristiwa bom Bali, kata Harits, memang memiliki dampak di sektor pariwisata dan ekonomi di Bali yang secara spesifik terpukul, tapi di periode berikutnya tidak relevan jika aksi-aksi yang disebut dan diklaim oleh BNPT ataupun Densus 88 sebagai tindakan ‘terorisme’ betul-betul mengganggu sektor perdagangan, travel, finansial dan infrastruktur.

“Terorisme hari ini dan yang ditangani oleh pemerintah lebih sebagai label dari produk politik kepentingan.Dan kelompok umat Islam yg dijadikan korban,” tandasnya. (Pz/Islampos)[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.