Header Ads

Inilah Kejanggalan Isu Pemboman Kedubes Myanmar

Penggrebegan Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) terhadap terduga teroris di Mampang, Jakarta Selatan, menyisakan sejumlah kejanggalan. Koordinator aksi peduli Rohingya Bernard Abdul Djabbar menilai, ada upaya dari pihak keamanan dan Kedubes Myanmar untuk menggagalkan aksi umat Islam.


Hal itu dapat terlihat dari gerak cepat Densus 88 dalam menyimpulkan penemuan bahan peledak yang ada kaitannya dengan pemboman Kedutaan Besar (Kedubes) Myanmar. Bernard Abdul Djabbar menanyakan, mengapa jam 10 malam dilakukan penggrebekan, namun tiba-tiba Polisi sudah menetapkan terduga mau melakukan pengeboman Kedubes Myanmar.

“Ini janggal,” katanya kepada Islampos.com, Jum’at (3/5/2013).

Selanjutnya, sehari sebelum aksi, pihak FUI mengaku didatangi Kapolda Metro Jaya guna memfasiltasi pertemuan dengan pihak Kedubes Myanmar. Namun, FUI menolak ajakan itu. Sebab pihak Kedubes hanya membatasi tiga orang perwakilan umat Islam dalam pertemuan, sedangkan FUI ingin datang bersama massa umat Islam.

“Kita tidak mau didikte,” sambung Bernard.

FUI menilai pihak aparat keamanan dan Kedubes tidak akan bisa menggagalkan aksi umat Islam untuk melakukan aksi kepeduliaan terhadap saudara semuslim di Rohinya.

“Adanya (kejadian) seperti ini biasa terjadi untuk menakut-nakuti kita,” tandasnya. (Pz/Islampos) [www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.