Wikileaks Bocorkan Hubungan Nasir Abbas dengan Dubes AS Lynn Pascoe
Situs
WikiLeaks kembali membocorkan informasi rahasia Amerika Serikat (AS)
mengenai Indonesia. Kali ini, yang dibocorkan adalah kawat diplomatik
Kedubes AS di Jakarta dengan beberapa lembaga negara di AS mengenai
Mohammad Nasir Abbas alias Khaeruddin, mantan Ketua Mantiqi III Jamaah
Islamiyah (JI).
Bukan hanya itu, Pascoe juga berdiskusi dengan pakar terorisme Sidney Jones yang kerap berkomunikasi dengan Nasir maupun Polri. Sidney merekomendasikan hal serupa, mencabut Nasir dari daftar hitam itu. [Widad/inl][voa-islam/www.al-khilafah.org]
Isi
kawat tersebut adalah permintaan Dubes AS untuk Indonesia Lynn Pascoe
untuk menghapuskan nama Nasir Abas dari daftar keuangan teroris di AS
dan PBB. Dalam kawat tertanggal 12 Juni 2006 itu tertulis status
“Rahasia”. Judulnya, “ REMOVING FORMER JI-LEADER NASIR ABAS FROM
TERRORIST FINANCE LISTS” demikian seperti dikutip inilah.com, Kamis (27/6/2013).
Sebelumnya,
nama Nasir Abas memang masuk dalam daftar yang patut diwaspadai oleh AS
dan PBB dalam hal keuangan jaringan terorisme. Dalam daftar itu, nama
Nasir Abas tertulis Sulaiman bin Abas alias Moh Nasir bin Abas.
Permintaan
itu disampaikan kepada Departemen Kehakiman, Departemen Keuangan,
Menteri Luar Negeri, FBI, dan Dewan Keamanan Nasional. Alasan pencabutan
itu karena Nasir Abas sudah dijadikan aset bagi Polri dalam hal
tindakan kontra-terorisme.
Permintaan
Pascoe itu disampaikan menanggapi surat yang disampikan Nasir
kepadanya. Nasir sebelumnya mengirim surat yang intinya menyatakan bahwa
ia adalah “orang baik”. Nasir menyatakan ia pernah ditahan di Indonesia
pada April 2003. Namun selama penahanan itu ia kooperatif dengan
kepolisian karena tidak pernah setuju dengan tindakan serangan yang
dilakukan oleh Jemaah Islamiyah.
Pascoe
juga mengakui pernah bertemu Nasir dan membicarakan posisi dirinya. Saat
itu, Nasir menceritakan latar belakang, pandangan soal terorisme, dan
rencana di masa mendatang.
Ansyaad Mbai, Gories Mere dan Sidney Jones Dukung Nasir Abbas
Amerika
Serikat (AS) menilai mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI)
Nasir Abas sudah kooperatif dengan pihaknya dan Polri dalam
pemberantasan terorisme. Karena itulah Kedubes bersedia membantu
mencabut nama Nasir dari daftar teroris milik pemerintah AS dan PBB.
Hal
tersebut terungkap dari bocoran kawat diplomatik Kedubes AS dengan
sejumlah lembaga pemerintah AS yang diungkap situs WikiLeaks belum lama
ini. Dalam kawatnya yang bocor itu itu, Dubes AS untuk Indonesia Lynn
Pascoe menyatakan Nasir kini sudah menjadi aset penting bagi Polri.
Karena
itulah, saat Nasir meminta namanya dicabut dari daftar teroris versi AS
dan PBB, Pascoe merasa berkepentingan untuk memberitahu siapa Nasir
kepada sejumlah lembaga terkait di AS. Bahkan, untuk mendukung
pencabutan itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Ansyaad Mbai, Komandan Densus 88 Gories Mere dan Bekto Suprapto menemui
Pascoe secara langsung.
Dalam
kawat itu, disebutkan Ansyaad Mbai melobi langsung kepada Pascoe pada 21
Februari 2006 sedangkan Gories Mere dan Bekto bertemu Pascoe pada 1
Juni 2006. Bekto mengungkapkan kepada Pascoe bahwa Nasir sudah
memberikan kontribusi penting bagi kegiatan kontra terorisme Polri, baik
dalam hal investigasi maupun deprogramisasi teroris.
Untuk
menguatkannya, Gories Mere menyerahkan surat internal Polri kepada
Menkopolhukam Widodo AS yang isinya merekomendasikan pemerintah untuk
mencabut Nasir Abas dari daftar E.O 13224 dan UNSCR 1267.
Bukan hanya itu, Pascoe juga berdiskusi dengan pakar terorisme Sidney Jones yang kerap berkomunikasi dengan Nasir maupun Polri. Sidney merekomendasikan hal serupa, mencabut Nasir dari daftar hitam itu. [Widad/inl][voa-islam/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar