Header Ads

Calon Dubes AS akan Perjuangkan Israel Masuk DK PBB

Calon unggulan Presiden Obama untuk duta besar Amerika Serikat di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Samantha Power, mengatakan akan memperjuangkan negara Yahudi Israel masuk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB.


Power, orang dekat Obama dan mantan pejabat di Gedung Putih, mengatakan di depan Komite Hubungan Internasional di Senat hari Rabu (17/7/2013), “Amerika Serikat tidak memiliki teman yang lebih besar di dunia ini selain negara Israel.”

“Kita memiliki kepentingan yang sama, nilai-nilai inti yang sama dan kita memiliki hubungan spesial dengan Israel,” kata Power.

Wanita itu mengkritik Majelis Umum PBB dan Dewan HAM PBB yang berulang kali mengeluarkan resolusi mengkritik Israel dan mendelegitimasi negara Yahudi itu.

“Dan seperti apa yang telah saya lakukan sebagai penasehat soal PBB untuk Obama di Gedung Putih, saya akan berdiri untuk Israel dan bekerja tanpa henti untuk membelanya,” kata Power dikutip situs The Daily Beast.

Ketua Komite Robert Menendez (senator asal New Jersey dari Demokrat), menanyai Power langsung apakah dia akan berupaya untuk mendukung Israel diterima sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, yang terdiri dari 5 negara anggota tetap dan 10 negara anggota bergilir, mengingat selama ini negara Yahudi itu tidak pernah diterima untuk mewakili kawasan Timur Tengah dalam DK PBB.

“Tentu saja, Pak,” jawab Power.

Dia bahkan berjanji akan menangkal semua usaha yang dilakukan oleh Palestina dalam mencari pengakuan lebih lanjut dari badan-badan PBB.

“Kita perlu menghalangi rakyat Palestina dengan berbagai cara yang kita bisa dan kita perlu untuk mendapatkan perhatian mereka,” tegasnya.

Power kelihatan menjilat Yahudi untuk mendapatkan jabatan bergengsi di PBB itu. Mengingat pada tahun 2002 dia pernah mengatakan bahwa di dalam negara Zionis Yahudi Israel terdapat berbagai macam pelanggaran besar hak asasi manusia. Dan bantuan yang dikucurkan AS ke Israel bukan untuk membantu militer Zionis melainkan untuk investasi negara baru Palestina.

Komentar itu tentu membuat marah kelompok Yahudi yang diketahui sangat berperan dalam politik, perekonomian dan pemerintahan Amerika Serikat.

Bukan rahasia lagi bahwa orang-orang yang ingin mendapatkan jabatan tinggi di Amerika Serikat harus memuji, mendukung dan menyatakan keberpihakannya secara terbuka kepada eksistensi negara Zionis Yahudi Israel. [hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.