Sekalipun Sudah Moderat
Oleh : Iwan Januar
Semoga Allah segera mencabut awan kelam yang
terus menggelayuti dunia Islam, menggantikannya dengan fajar cerah di
bawah naungan syariat Islam seutuhnya. [www.al-khilafah.org]
Hanya muslim yang hatinya beku yang air matanya
tidak menetes dan hatinya tidak remuk mendengar ribuan korban sudah
berjatuhan di Mesir. Hanya dalam waktu dua hari saja kurang lebih
2000-an korban tewas dari saudara-saudara kita yang berdemonstrasi
mendukung Mursi. Peluru-peluru tajam militer Mesir dihamburkan untuk
menghantam saudara mereka sendiri, sesama muslim dan sebangsa.
Kasihan rakyat Mesir, kasihan Mursi. Presiden yang
hafidz al-Quran ini digulingkan militer Mesir dan diperlakukan bak
penjahat, padahal ia telah terpilih dalam pemilu yang demokratis.
Sebagai seorang da’i ia pun telah berusaha semoderat
mungkin di hadapan publik Mesir dan dunia Barat. Beberapa hari setelah
terpilih ia berjanji di hadapan editor media massa Mesir bahwa tidak
akan terjadi ‘islamisasi lembaga negara’. Ia pun berjanji akan
menjadikan Mesir sebagai negara sipil yang demokratis. Mursi juga
berjanji akan tetap menghormati Perjanjian Camp David. Sebuah perjanjian
amat penting bagi bagi AS dan sekutunya, Israel.
Dalam bidang ekonomi Mursi juga demikian moderat.
Untuk memulihkan pereekonomian Mesir yang terpuruk, ia memilih untuk
meminta bantuan kepada IMF. Meski lembaga keuangan internasional itu
sudah dikenal reputasinya sebagai lintah darat milik negara-negara maju.
Mungkin Mursi kebingungan melakuan recovery pereekonomian Mesir dalam
waktu singkat agar segera keluar dari kemiskinan.
Tapi apa daya, sikap moderat yang ditunjukkan Mursi masih tetap dianggap kurang berkenan. Mursi
dianggap tetap membahayakan kepentingan AS di Timur Tengah. Maka ia pun
dijungkalkan, ditangkap dan para pendukungnya ditindak dengan kejam.
Kita jadi teringat dengan apa yang dialami oleh
Presiden RI ke-2 BJ Habibie. Sekalipun secara yuridis telah sah
menggantikan Soeharto yang lengser akibat tekanan publik, Habibie juga
dipaksa lengser. Padahal ia telah berusaha menyenangkan negara-negara
Barat khususnya AS dengan memberikan andil lepasnya Timor Timur dari
NKRI pada tahun 1999. Dengan alasan masih bagian dari kroni Soeharto dan
pro-status quo, Habibie dipaksa menyelenggarakan pemilu pertama di era
reformasi. Ini sebenarnya cara Barat untuk bisa lebih leluasa
menjalankan berbagai kepentingan mereka di Indonesia.
Meski tergolong Islam moderat, Habibie tetap
dianggap membawa ancaman bagi kepentingan Barat. Sewaktu menjabat
menristek saja berbagai program ipteknya sering diolok-olok media media
massa dan sejumlah kroni Barat. Terutama program pembuatan pesawat
terbang yang dianggap pemborosan, tidak tepat guna, dan hanya seharga
‘beras ketan’. Padahal program jenius itu amat vital dan terbukti
pesawat buatan Indonesia banyak dipesan sejumlah negara. Yang benar,
negara-negara produsen pesawat terbang merasa industri pesawat RI bisa
menjadi rival bagi produk mereka.
Karenanya drama di Mesir, menjadi pertanyaan besar
bagi kita, selain kelayakan jalan demokrasi untuk memperjuangkan Islam,
lalu apakah Islam moderat akan menjadi jalan yang tepat dan aman bagi
dakwah Islam kelak? Karena kita ingat dulu banyak tokoh dan parpol Islam
yang begitu takut dilabeli sebutan Islam fundamentalis, ekstrimis,
radikal atau garis keras. Mereka lalu membuat terminologi baru yakni
Islam moderat, seperti yang diserukan Yusuf Qordowi. Yaitu wajah Islam
yang lebih inklusif, pro-demokrasi, tidak legal-formal syariat Islam,
dan bersahabat dengan Barat.
Sayang, ajaran Islam moderat yang diusung Presiden
Mursi dan Ikhwanul Muslimin di Mesir pun masih tetap dianggap ‘kurang
berkenan’ di mata Barat. Padahal kebijakan politik yang dibawa sudah
demikian kooperatif dengan Barat. Karena memang tujuan Barat adalah
meratakan Islam dengan tanah dan membasminya hingga ke akar-akarnya,
tanpa memandang apakah Islam moderat ataukah garis keras.
Bila demikian, maka sudah selayaknya berjuang total
habis-habisan untuk Islam. tampilkan Islam apa adanya, tanpa perlu
pusing-pusing memikirkan apakah dunia akan menerima atau tidak. bukankah
demikian yang dilakukan Rasulullah saw. dalam berdakwah? Beliau tidak
peduli apakah orang-orang Quraisy akan menerima dakwah Islam atau tidak,
yang pokok adalah menyampaikan dan melaksanakan Islam seperti yang
diperintahkan Allah SWT.
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(QS. al-Hijr: 94).
Tidak ada komentar