Header Ads

Bashar Al Assad: Penyerahan Senjata Kimia karena Desakan Rusia, bukan karena Ancaman AS

Presiden Suriah, Bashar al Assad, mengatakan, keputusan pihaknya untuk menyerahkan senjata kimia miliknya, adalah merupakan hasil diplomasi Pemerintah Rusia, bukan atas ancaman intervensi militer Amerika Serikat (AS).


"Suriah menyerahkan senjata kimianya ke internasional karena Rusia.  Ancaman AS tidak mempengaruhi keputusan kami," ujar Assad seperti dikutip dari Reuters.com, Kamis (12/9/2013).

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di Jenewa, Swiss, Kamis untuk membicarakan usulan pelucutan senjata kimia Pemerintah Suriah.

Keduanya disertai oleh tim ahli pengawasan senjata masing-masing negara, untuk membahas rincian usulan itu.

"Tujuan kami di sini adalah untuk mendengar dari Rusia mengenai usulan mereka, dan untuk menilai apakah mereka akan memenuhi tuntutan kami untuk disposisi senjata kimia rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri, Jennifer Psaki sebelum Kerry berangkat ke Swiss.

"Dan ini tentu saja membutuhkan kemauan dari kedua belah pihak," lanjutnya.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan pihaknya akan tetap meminta pertanggung jawaban Assad, atas serangan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus pada 21 Agustus 2013, yang menewaskan 1400 orang.

"Ini menunjukkan bahwa Rusia kini menempatkan harga diri di ambang batas," kata Carney.

"Kami sangat tertarik untuk memiliki sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB. Dan saya pikir seluruh proses ini akan menguji keseriusan semua pihak," lanjutnya. [SIOnline/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.