Header Ads

Hizbut Tahrir: Miss World 2013 di Bali Harus Batal

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menolak rencana penyelenggaraan Miss World 2013 di Bali pada September mendatang. Pengurus Muslimah HTI Jawa Barat Rasyidah Munir beranggapan, ajang kecantikan dunia tersebut merupakan bentuk liberalisasi budaya dan perendahan martabat perempuan.


"Kami rasa Miss World ini tidak menghormati kaum wanita, bahkan bentuk eksploitasi terhadap wanita. Ajang ini hanya untuk mendukung kapitalisasi kemaksiatan," ujar Rasyidah kepada T. Selasa, 20 Agustus 2013.

Sekalipun penyelenggara berjanji menghapus sesi penggunaan bikini, menurut Rasyidah, HTI tetap akan berupaya membatalkan acara yang melibatkan 125 negara itu, "Miss World dan kontes kecantikan serupa dengan ajang pencarian perempuan tercantik secara fisik, maka tetap akan kami tolak keberadaannya," kata dia.

Selain menolak Miss World, HTI juga menolak ajang kecantikan lokal seperti, Puteri Indonesia dan Miss Indonesia. Bukan hanya penyelenggara yang mereka desak. Mereka juga mendesak pemerintah mencabut izin penyelenggaraan Miss World yang diklaim menghabiskan Rp 120 miliar itu.

Aktivis Perempuan Kota Bandung Hanah Hakim sepakat dengan penolakan itu, tapi dengan alasan berbeda. Menurut dia, sebenarnya budayal yang menyebabkan Indonesia belum siap menggelar Miss World. "Bentuk kontes tidak sesuai dengan budaya Indonesia, timur, sehingga di mata masyarakat Miss World terkesan negatif," kata dia.

Menurutnya, janji penyelenggara untuk menghilangkan konten bikini merupakan sebuah pencitraan belaka. Karena pada dasarnya, kata Hanah, ajang kecantikan tersebut bertujuan untuk memamerkan bentuk tubuh wanita.

Lokasi Grand Final Miss World 2013 akan berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pada 4-15 September 2013. Beberapa waktu lalu, ketua panitia acara, Jeby Philippi, melaporkan persiapan penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut kepada Bupati Badung, Anak Agung Gede Agung.

Jeby menjelaskan, seluruh peserta Miss World akan menginap di Hotel Westin Nusa Dua sementara rangkaian kegiatan kontes dilaksanakan di Garuda Wisnu Kencana dan kawasan Pecatu, Nusa Dua.

Bupati Anak Agung Gde Agung menyatakan mendukung kegiatan bertaraf internasional yang bisa menjadi ajang promosi pariwisata Badung, Bali maupun Indonesia. Dia meminta panitia mempersiapkan kegiatan itu secara matang dan memasang spanduk/baliho sesuai ketentuan supaya tidak merusak keindahan. "Panitia jauh sebelumnya dapat menyosialisasikan kepada masyarakat luas," katanya. [tempo/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.