Header Ads

Deklarasi Pemerintah Interim Atas Ikhwanul Muslimin Sebagai Organisasi Teroris Adalah Usaha Meneror Semua Orang Yang Menentang Otoritas Kudeta

Oleh Sharif Zayed

Pada hari Rabu (25/12/2013), pemerintah Al Beblawi menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai “organisasi teroris”. Deklarasi tersebut dilakukan sehari setelah 16 orang tewas dalam suatu pemboman yang menargetkan gedung direktorat keamanan di Provinsi Dakahlia, di utara negara itu. Pengumuman ini dikeluarkan meskipun tidak ada bukti yang menghubungkan kelompok Ikhwanul Muslimin dengan pemboman itu, dan meskipun terdapat fakta bahwa kelompok yang menyebut diri sebagai “Ansar Bayt al Maqdis” telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu !



Pengumuman yang dikeluarkan Dr. Hazem Albeblawi melalui juru bicara Kabinet dikeluarkan tidak lama setelah terjadi pemboman itu, yang menegaskan niat untuk memanfaatkan peristiwa tersebut untuk mempertimbangkan kelompok Ikhwan sebagai organisasi teroris secara hukum. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jenderal Abdel – Latif Hani, mengatakan dalam sebuah pernyataan pers pada hari Kamis, 26 Desember, bahwa penunjukan kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi ” teroris “akan berarti hukuman mati bagi mereka yang memimpin demonstrasi yang diselenggarakan oleh kelompok itu,” bahkan jika dia adalah seorang wanita”, sambil menekankan bahwa mereka yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang berafiliasi dengan kelompok itu akan dihukum dengan hukuman lima tahun penjara.

Tidak mengherankan jika pemerintah menuduh kelompok Ikhwanul Muslimin sebelum melakukan penyelidikan serius atas insiden itu untuk mengetahui siapa yang melakukan serangan itu dan siapa yang menghasutnya, karena dari saat pertama kudeta pemerintah sementara menganggap kelompok itu dan anggotanya sebagai kelompok teroris. Otoritas kudeta tidak berhenti sejenakpun dengan penuntutan, penangkapan, pemenjaraan dan pembunuhan. Selain itu mereka, pertemuan kelompok itu dibubarkan dan  harta kekayaanya disita, dan baru-baru ini Bank Sentral Mesir mengumumkan pembekuan dana dari 1055 lembaga swadaya masyarakat, yang dikatakan oleh pihak berwenang kudeta bahwa beberapa dari mereka terkait dengan Ikhwanul Muslimin, dan yang lainnya bersimpati dengannya. Bank Sentral memberitahu semua bank, yang berjumlah 40 bank, tentang penyitaan dana dari perkumpulan ini.

Kami tidak membela Ikhwanul Muslimin, dan kami telah menyatakan dalam banyak  pengumunan sebelumnya tentang larangan untuk berpartisipasi dalam rezim sekuler saat ini, apakah dalam sistim republik presidensial, atau dalam kementerian. Hal ini juga telah terbukti bahwa selain haram,  jalan yang ditempuh ini tidak akan bisa berjalan, dan tidak akan mengubah realitas yang merugikan dengan cara apapun, dan bahwa tindakan yang benar adalah dengan bekerja untuk melakukan perubahan menyeluruh yang radikal, yang benar-benar menghapus sistem yang korup saat ini dan menerapkan Islam secara penuh dan sekaligus, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, pada saat yang sama kami menolak tuduhan dari siapa pun tanpa bukti yang nyata kecuali hanya termotivasi oleh keinginan untuk balas dendam dan menyelesaikan konflik dalam mendukung kudeta dan sisa-sisa rezim lama, terutama bahwa pemerintah sementara tidak begitu berusaha secara jauh mengungkapkan bukti apapun yang mendukung keterlibatan kelompok Ikhwan dalam aksi teroris.

Pengumuman Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris oleh pemerintah merupakan upaya untuk meneror semua orang yang menentang otoritas kudeta, dan merupakan pelaksanaan niat yang disengaja untuk melawan gerakan Islam secara keseluruhan dan melabelinya dengan terorisme. Pemerintah ini seharusnya mengumumkan pengunduran dirinya, atau setidaknya memberhentikan Menteri Dalam Negeri, sebelum mempertimbangkan dikeluarkannya surat dakwaan tanpa bukti nyata.

Sungguh aneh bahwa tidak ada yang didakwa atau bahkan secara jauh disebut sebagai intelijen Yahudi, atau Intelijen Barat yang beroperasi dengan nyaman di Mesir untuk mencapai tujuan jahat mereka, karena Mesir suddah dan tetap menjadi sarang intelijen negara-negara penjajah, dan negara-negara itu memiliki satu-satunya tujuan untuk menjaga Mesir sebuah sebuah negara sekuler atau  sekuler semua di bawah pengaruh dan dominasi mereka, yang terbelenggu oleh perjanjian perdamaian permanen dengan negara Yahudi, dan memiliki hubungan “strategis” dengan negara-negara yang tidak dapat dipercaya, Amerika.

Di bawah memburuknya situasi keamanan di Mesir dan konflik yang intens seperti ini antara pihak yang bersengketa dengan pihak otoritas, kami mengatakan kepada semua rakyat bahwa tidak ada keamanan, tidak ada keselamatan dan tidak ada nilai bagi kemanusiaan melainkan di bawah naungan Khilafah Islam dengan metode kenabian, di mana penguasanya adalah perisai bagi rakyat yang berperang dibelakangnya dan olehnya mereka dilindungi, yang mengamankan darah, harta dan kehormatan rakyatnya. Kami di Hizbut Tahrir menyerukan semua orang untuk bekerja sama dengan kami untuk membangun kembali negara Khilafah di Mesir, untuk mengakhiri pertumpahan darah yang terus-menerus. Hanya negara Khilafah-lah yang akan membawa keamanan dan kedamaian bagi semua orang di Mesir, apakah mereka adalah Muslim atau non – Muslim.

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa”

(QS Al -Hajj : 40)
Sharif Zayed
Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Mesir
Jumat, 24 Safar 1435 H
27/12/2013
No: 32/13
[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.