Header Ads

HTI Soloraya Meminta Jokowi Segera Bertaubat

HTI Soloraya Meminta Jokowi Segera Bertobat
Gelombang penolakan rencana kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) oleh pemerintahan Jokowi-JK terus bergulir di seantero tanah air. Termasuk diantaranya datang dari tempat kelahiran Jokowi di Solo. Pada hari Jumat (07/14) HTI Soloraya juga menggelar aksi damai menolak rencana kenaikan BBM di Bundaran Gladak, Solo.



Ratusan massa HTI Soloraya bersama umat menyerukan tolak kenaikan BBM dan liberalisasi migas di Indonesia. Mereka meminta Jokowi segera bertobat karena telah mengurus Negara dengan UU kufur sehingga muncul rencana kebijakan dzalim menaikkan harga BBM. “Jokowi segeralah bertobat sebelum terlambat, tinggalkan sistem demokrasi-sekuler dan ganti dengan syariah Islam dalam bingkai khilafah. ” Ujar Ian Abdul Hadi (anggota HTI Solo) dalam orasinya.

Menurut mereka, kebijakan kenaikan harga BBM harus ditolak, karena hal tersebut adalah kebijakan dzalim, yang pasti akan menyengsarakan rakyat sementara hasil penghematan tidaklah sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh seluruh rakyat. Menaikkan harga BBM disebut juga sebagai kebijakan khianat. Karena tidak lain adalah untuk menyukseskan liberalisasi sektor hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberalisasi sektor hulu (eksplorasi dan eksploitasi) sempurna dilakukan.

HTI Soloraya menyerukan kepada pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan harga BBM karena pasti akan menyengsarakan rakyat. Mereka menghimbau pemerintah untuk segera menyetop liberalisasi migas wujud dari kebijakan kapitalistik di negeri ini. Sebagai gantinya, HTI Soloraya mendesak pemerintah agar migas dan SDA lain dikelola sesuai dengan tuntutan syariah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat, baik muslim dan maupun non muslim. Jalannya hanya satu, melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah. [] MI Solo [htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.